Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (HMPWK FT Unhas) menggelar Seminar Nasional. Kegiatan yang berlangsung via Zoom Meeting ini, terselenggara dengan tema “Pasang Surut Wilayah Pesisir dan Ruang Laut Indonesia,” Sabtu (14/11).
Kegiatan ini menghadirkan Guru Besar Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Unhas, Prof Dr Ir Slamet Trisutomo M S dan Wakil Ketua Bidang Perencanaan Pesisir dan Kelautan IAP Pusat, Adjie Pamungkas ST M Sc Ph D sebagai pemateri.
Moderator seminar, Edy Siswanto Syarif ST mengungkapkan, tema kegiatan seminar muncul dari keresahan melihat masyarakat pesisir yang terbilang belum sejahtera, sedangkan potensi ruang laut dan pesisir sangat besar.
Slamet menjelaskan, pesisir adalah wilayah yang komponen di dalamnnya saling memiliki ketergantungan. Mulai dari Manusia, daratan, laut, udara, vegetasi, biota, industri, bangunan, dan lain-lain. “Dan faktanya 65% dari kota di dunia terletak di daerah pesisir,” ungkapnya.
Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa di daerah pesisir masih kerap kali terjadi persaingan dan konflik di antara kegiatan dan pelaku. Seperti budidaya biota, infrastruktur transportasi, permukiman, ruang untuk rekreasi turis, konservasi, penelitian, bisnis, industri, dan lain-lain.
“Wilayah pesisir sedang dalam bahaya, salah satu penyebabnya adalah reklamasi. Meskipun reklamasi memberikan dampak positif seperti daratan baru dan pembagunan ekonomi. Tapi di sisi lain banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Mulai pemblokiran akses sosial, berpindahnya air laut ke daratan, sumber daya alam yang terganggu, kekeruhan air yang mengubah dinamika laut, serta merugikan nelayan,” jelasnya.
Dari pada itu, dalam perencanaan pengelolaan ruang, bisa merujuk pada Undang-undang No. 27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. “Dari Undang-undang itu kita bisa memilah kegiatan yang sinergis dalam satu ruang dan yang tidak sinergis di ruang lainnya,” tambahnya.
Selain itu, juga terdapat sistem Integrated Coastal Zone Management (ICZM). Sistem ini membantu dalam pengelolaan sumber daya dengan menggunakan pendekatan integratif, holistik, dan proses perencanaan interaktif dalam menangani masalah kompleks di wilayah pesisir.
“ICZM yang sudah diterapkan di beberapa negara seperti jerman, Ghana, dan Jepang memberikan gambaran ke Indonesia tentang bagaimana luasnya wilayah pesisir dan laut, kebencanaan, populasi di pesisir, komoditi ekonomi, dan masih banyak lagi,” akhirnya.
M113