Lembaga kemahasiswaan atau organisasi mahasiswa terdiri atas sekelompok orang yang memiliki tujuan yang seragam. Salah satu tujuannya, mengembangkan sisi kepemimpinan dari seseorang yang tentunya tidak diperoleh dalam proses pembelajaran selama perkuliahan.
Agar tercapainya tujuan tersebut, inilah peran dari seorang ketua sebagai pemimpin. Keberhasilan suatu lembaga bisa dilihat dari siapa yang memimpin.
Bukan hal yang mudah menjadi seorang Ketua, tetapi bukan berarti tidak bisa. Ada berbagai tantangan yang wajib dikenali oleh calon ketua lembaga supaya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini tantangan-tantangan yang kerap dihadapi oleh ketua lembaga!
1. Adanya Perbedaan Pendapat
Sumber: kompasiana.comSetiap anggota memiliki pola pikir yang berbeda-beda dalam menanggapi suatu masalah. Hal ini yang biasa menimbulkan perbedaan pendapat. Cara pandang yang berbeda itu hal yang wajan. Namun, bila salah melangkah, dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kurangnya dukungan dari pihak setempat.
Ketua lembaga tentu harus bijak dan adil dalam mengambil keputusan. Selain itu, ketua lembaga juga harus tegas dalam menyepakati keputusan yang diambil.
2. Kurangnya Partisipasi Anggota
Anggota memiliki peran yang sangat penting dalam struktur organisasi. Adanya partisipasi anggota dapat mendorong mereka untuk berkontribusi dalam mewujudkan tujuan kelompok serta ikut berbagi tanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut.
Kurangnya partisipasi anggota dalam suatu organisasi dapat didasari oleh beberapa hal, baik dari dalam diri anggota tersebut maupun disebabkan oleh faktor lingkungan. Salah satunya yaitu pendapat anggota yang kurang dihargai sehingga penting bagi ketua mendengarkan pendapat itu dan mencari benang merahnya.
3. Tantangan Egoisme
Seorang ketua dituntut untuk bersikap cerdas. Ia harus mampu mendengarkan dan menerima masukan dari para anggotanya serta menghargai setiap anggota. Selain itu, seorang ketua tidak boleh membiarkan egonya menang sendiri. Ia harus fokus pada kebaikan bersama serta tanggung jawab yang akan diemban.
Dengan menyingkirkan egoisme dalam diri dan mementingkan kepentingan bersama, ia akan lebih diterima oleh para anggotanya dan tentunya lebih dipercayai.
4. Mampu Memberikan Pengaruh Positif
Setelah menyingkirkan ego untuk kepentingan pribadi, seorang ketua juga harus mampu memotivasi para anggotanya. Tantangan selanjutnya, ia mampu mendorong dan membangun tiap individu anggotanya dan memberikan energi positif dalam hal perilaku. Di antaranya, disiplin atau menepati komitmen, melayani para anggotanya, sopan, dan jujur. Adanya keserasian antara pemimpin dan anggotanya tentu lebih memudahkan setiap individu dalam mencapai tujuan bersama.
5. Mampu Mengatur Diri Sendiri
Poin ke-lima ini merupakan poin yang acap kali dilupakan oleh banyak orang. Ketika seseorang telah terpilih menjadi ketua dari suatu organisasi, maka tanggung jawab yang diemban juga semakin banyak. Seiring dengan banyaknya tanggung jawab yang diemban, pada akhirnya sang ketua juga melupakan bahwa dirinnya juga seorang pemimpin bagi dirinya sendiri.
Image dari seorang ketua tentu harus lebih dijaga karena ia merupakan seorang panutan bagi para anggotanya. Jadi, tidak ada salahnya bagi para ketua maupun calon ketua untuk memastikan bahwa dia telah bertanggung jawab atas dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain.
M09