Dengan menyalahkan diri sendiri, kita bisa belajar intropeksi diri, mengetahui letak kekurangan dan lebih bertanggung jawab atas segala situasi dan keadaan.
Pernahkah kalian mendengar istilah victim mentality? victim mentality atau mentalitas korban didefinisikan sebagai kondisi psikologis dimana seseorang selalu berpikiran negatif dan selalu merasa dirinya sebagai korban atas kesalahan orang lain. Sadar atau tidak sadar, hampir setiap orang pernah mengalami victim mentality.
Ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan, sesorang dengan mentalitas korban selalu melimpahkan kesalahan kepada orang atau hal lain.
Dilansir dari lifehack.org, dalam artikel yang berjudul “4 Signs You Have a Victim Mentality”, setidaknya ada empat tanda sesorang mengalami victim mentality, yaitu : You catastrophize all your problems (kamu terlalu melebih-lebihkan semua masalahmu), you fell powerless(kamu merasa tidak berdaya), you engange in negative self-talk (kamu sering berbicara negatif pada dirimu sendiri), you think that the world is out to get you(kamu selalu merasa takut).
Mentalitas korban pada intinya adalah bentuk penghindaran. Ini adalah cara sesorang untuk menyatakan menolak bertanggung jawab atas dirinya sendiri, bahkan dalam kondisi lebih parah, menolak bertanggung jawab atas kehidupannya. Hal ini menjadikan mereka terjebak dalam zona nyaman dan tidak berani membuat keputusan sulit karena dihantui rasa takut akan kegagalan.
Perilaku vitim mentality sangat umum dan banyak ditemui di sekitar kita, jika diperhatikan secara seksama, hal ini bahkan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, ketika kita terlambat masuk kelas kita menyalahkan kondisi ‘jalanan yang macet’, ketika terlambat submit tugas kita menyalahkan koneksi jaringan yang buruk, ketika kesulitan mengerjakan ujian kita justru menyalahkan dosen yang dianggap tidak maksimal menjelaskan materi. Begitulah kurang lebih orang dengan mentalistas korban menyikapi keadaan, apapun yang terjadi mereka anggap sebagai kesalahan orang lain.
Karena cenderung menyalahkan orang lain atas segala keadaan, victim mentality bisa menjadikan seseorang kurang memiliki rasa tanggung jawab. Ketika terjadi masalah atas suatu keadaan, mereka selalu menempatkan dirinya sebagai korban, dan orang lain adalah penyebab dari kegagalan tersebut.
Lantas, bagaimana cara menghindari perilaku victim mentality ini?
Tanggung jawab adalah hal penting yang perlu ditanamkan. Kita perlu membiaskan diri untuk memiliki rasa tanggung jawab penuh atas semua hal yang terjadi dalam hidup kita, sekecil apapun itu. Artinya, kita membiasakan menyalahkan diri sendiri atas sebuah keadaan maupun kegagalan yang dialami.
Ketika menyalahkan diri sendiri, bukan berarti kegagalan itu menjadi kesalahan kita sepenuhnya. Dengan menyalahkan diri sendiri, kita bisa belajar intropeksi diri, mengetahui letak kekurangan dan lebih bertanggung jawab atas segala situasi dan keadaan.
Alih-alih menyalahkan orang lain, lebih baik fokus mencari solusi dan penyelesaian atas masalah tersebut. Menyalahkan orang lain hanya membuang waktu dan tidak menghadirkan jalan keluar atas permasalahan tersebut.
Dengan menanamkan rasa tanggung jawab dan berhenti menyalahkan orang lain, akan melepaskan kita dari mentalitas korban dan membentuk mentalitas pemenang dalam diri kita. Dengan menanamkan mental pemenang juga, seseorang akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dan berani mengambil tanggung jawab. Dan percayalah, kemenangan dan hal-hal baik akan selalu menanti mereka yang berani mengambil tanggung jawab.
Lantas, masihkan kita ingin memelihara mentalitas korban? Jika kita bisa belajar bertanggung jawab dan membentuk mentalitas pemenang, mengapa tidak?
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Barat,
Angkatan 2016,
Koordinator Liputan PK identitas 2020.