Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Kuliah Umum di Aula Prof Hardjoeno Pasca Sarjana Unhas, Selasa (27/11). Kegiatan itu mengangkat tema What Comes After Industry 4.0 and Society 5.0 Rethinking Development in The Digital Economy in Developing Countries-Reflection from Indonesia.
Pembawa materi dalam acara ini adalah Yanuar Nugroho Ph D, Deputi Kantor Staf Presiden RI yang juga seorang peneliti di Universitas of Manchester, Inggris. Sementara, peserta kuliah ini adalah mahasiswa S1 dan S2, juga kalangan perusahaan industri.
Awalnya, Yanuar membahas apa itu teknologi sebagai motor kemajuan industri dan bagaimana pembuat kebijakan tertinggal oleh realitas saat ini.
“Teknologi adalah mengenai seluruh upaya manusia mempersempit ruang dan waktu. Kata kuncinya adalah kecepatan. Industry 4.0 dan Society 5.0 bicara tentang realitas yang berjalan jauh lebih cepat dibandingkan refleksi akademik, apalagi kebijakan,”katanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, kebijakan itu dua tahap tertinggal di belakang realitas, kebijakan tersebut merespon realitas. Yang pertama merespon itu adalah refleksi akademik, contohnya membuat jurnal dari realitas, setelah itu kebijakan. Itulah mengapa pembuat kebijakan membutuhkan kajian akademik dalam membuat peraturan.
Prof Jeje, sapaan akrabnya, mengatakan, pemerintah sekarang mau membuat kebijakan guna menghadapi Industry 4.0 dan society 5. 0 yang menurutnya sebuah paradoks.“Pemerintah tidak akan pernah membuat kebijakan yang anti simpatif. Karena memang suatu kebijakan itu secara filosofis memang tertinggal,” ungkapnya.
Dia juga memaparkan bidang keilmuan apa saja yang dibutuhkan di masa depan antara lain, Bio teknologi, pertambangan energi, big data, data analisis, enviromental study, cyber security, dan energi.
M05