Hitam putih silih berganti
Sayup iba menyelelimuti semesta
Meniti kisah demi kisah sang pendosa dalam sebuah tulisan puisi
Jiwa yang berlumuran noda yang mengharap pintu ampunan-Nya
Tertawa didalam kemaksiatan
Menari di atas jalan kesesatan
Tampak tak ada rasa penyesalan
Seolah tak akan berjumpa dengan kematian
Hidup di atas logika namun memutar balikkan fakta
Euforia di balik layar fatamorgana
Tak sedikitpun muncul rasa sengsara
Lupa pedih akan siksa dan neraka
Ketika sifat sombong menguasai hati
Membuatnya menjadi lupa diri
Tak terhitung lagi dosa yang diperbuat
Menelusuri lembah maksiat tak sadar bahwa dirinya seorang laknat
Apakah pantas seorang pendosa engkau sebut sebagai hamba?
Setelah berbuat apa yang tidak engkau suka dan berlagak bagai seorang penguasa
Tak mampu lagi terbendung air mata kala dosa terus terngiang
Tersungkur di atas sajadah, seorang pendosa yang malang
Penulis: RM. Alifuddin Purnomo Kahar,
Mahasiswa Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknik Unhas,
Angkatan 2018.

Discussion about this post