Siapa yang tidak mengenal Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH) Unhas? Prodi ini pertama kali dibentuk untuk wilayah Indonesia Bagian Timur pada 2010. Selain itu, juga lembaga kependidikan hewan yang kesepuluh di Indonesia, dilansir dari med.unhas.ac id/kedokteranhewan.
Terbentuknya prodi ini tidak terlepas dari peran Guru Besar, Prof Dr Drh Lucia Ratna Winata MSc. Awal mula terbentuknya prodi PSKH karena Lucia melihat jauhnya perbandingan jumlah dokter hewan dan populasi ternak yang ada. Kala itu, hanya 14 ribu dokter hewan sedangkan populasi ternak sekitar 28 juta. Satu orang dokter hewan harus melayani sampai dua ribu ekor hewan. “Idealnya seorang dokter hewan hanya melayani 70 ekor hewan,” jelasnya dikutip dari antaranews.com.
Pemikiran ini akhirnya berbuah lahirnya Prodi PSKH di bawah naungan Fakultas Kedokteran pada kepemimpinan Rektor Unhas Idrus Patturusi. Pada tahun ajaran 2010/2011 untuk pertama kalinya PSKH melakukan penerimaan mahasiswa.
Tidak hanya sebagai pendiri, Lucia juga dipercayakan menjadi Kepala PSKH selama 2010-2018. Dalam perjalanan kariernya sebagai ketua prodi, Lucia dan tim mengajukan akreditasi Kedokteraan Hewan di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Di tahun 2014, akhirnya berhasil mendapatkan akreditasi B.
Pada 2001, berdasarkan data dari identitasunhas.com, perempuan kelahiran Bogor ini pernah maju sebagai bakal calon Rektor Unhas. Ada sembilan calon Rektor saat itu yang meramaikan pemilihan. Setelah dipilih oleh Senat Universitas, hanya tersisa lima calon, termasuk Lucia. Ia memperoleh 4 suara di Senat Universitas. Sayangnya, sebelum pemilihan tahap kedua, doktor dari IPB ini mengundurkan diri bersama dua calon rektor lainnya. Sehingga, Senat Universitas memilih Radi A. Gany sebagai rektor Unhas 2001-2006.
Selain aktivitasnya sebagai pengajar di Unhas, alumni Magister James Cook University Bidang Mikrobiologi ini aktif di berbagai organisasi. Ia jadi salah satu pendiri Ikatan Alumni Australia (IKAMA) Cabang Sulawesi Selatan (Sulsel). Lucia bahkan pernah menduduki jabatan Dewan Penasehat Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Sulsel periode 2014-2018.
Prof Lucia menjadi panutan dalam hal kegigihan dan dedikasi. Saat usianya sudah 70 tahun dan masuk masa purnabakti bagi seorang dosen bergelar professor, ia tetap mengajar walaupun telah pensiun.
Inilah yang membekas di ingatan orang yang mengenalnya. Sosok tegas yang suka berbicara terus terang dan konsisten dalam mengejar target yang diinginkan. Menurut Ketua Program Studi Kedokteraan Hewan, Dr Drh Dwi Kesuma Sari, Prof Luci adalah pribadi yang senang merawat relasi. “Prof itu orangnya senang menghadiri undangan. Tidak peduli itu dari mahasiswa atau alumni. Bahkan jika undangannya itu di luar kota,” kenangnya saat diwawancarai melalui Whatshapp (27/1).
Prof Lucia menghembuskan napas terakhirnya, Jumat, 15 Januari 2021 jam 4 subuh. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam. “Tentunya sangat berduka karena ia masuk rumah sakit tiba-tiba dan begitu cepat kepergiannya,” tutup Dwi Kesuma Sari.
Muhammad Akram