Dalam rangka memperingat Hari Perempuan Internasional, Front Perjuangan Rakyat Sulawesi Selatan (FPR SulSel) melaksanakan aksi bersama 18 organisasi lainnya termasuk Teater Kampus Unhas (TeKaU). Aksi yang bertemakan “Perempuan bersatu melawan segala bentuk penindasan” ini dilaksanakan di depan Kantor Gubernur dan Kantor DPRD.
Pada aksi ini terdapat 19 tuntutan, dimana 12 diantaranya disuarakan TeKaU dalam bentuk teaktrikal jalanan yaitu:
- Berikan jaminan tempat tinggal dan pekerjaan yang layak bagi perempuan serta seluruh warga korban penggusuran di pesisir pantai merpati Bulukumba
- Hentikan serangan Rusia atas Ukraina
- Cabut UU No 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja serta segala regulasi yang merugikan kaum buruh di Indonesia
- Cabut IPL pertambangan Desa Wadas. Hentikan pembangunan yang merampas tanah kaum tani di pedesaan
- Hutan di babat demi sawit, ekspansi perkebunan sawit makin gila tapi minyak goreng justru semakin langka langka dan mahal
- Wujudkan pendidikan gratis, biaya pendidikan mahal hanya membatasi akses perempuan dan seluruh pemuda dalam mengenyam pendidikan
- Berikan jaminan hak kesehatan, kesehatan, cuti haid, hamil, dan melahirkan bagi buruh perempuan, berikan upah yang layak bagi buruh perempuan
- Berikan hukuman yang seberatberatnya bagi pelaku kekerasan seksual, buat aturan tegas terhadap tindak kekerasan seksual
- Cabut IUP PT Trio Kencana di Parigi Mautong, hentikan kekerasan aparat terhadap rakyat yang memperjuangkan haknya.
- Cabut segala aturan kampus yang membatasi perempuan dalam memajukan dirinya dengan berorganisasi
- Kejahatan terhadap perempuan dan anak harus dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa (ekstra-ordinary crime)
- Hentikan upaya penggusuran terhadap warga Bara-barayya.
Teatrikal jalanan yang dilakukan TeKaU menggambarkan kaum perempuan yang ingin merdeka dari segala bentuk penindasan dan patriarki. Terdapat lima orang perempuan yang sama-sama saling menolong untuk menyembuhkan luka dan melepaskan segala bentuk ikatan keharusan oleh perempuan.
“Saya berharap dari teatrikal ini perempuan mampu mendukung sesama kaum perempuan untuk melawan segala bentuk penindasan,” harap Mutmainnah, salah satu Anggota TeKaU.
Annur Nadia Felicia Denanda