“Semoga UKM ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas”. Sepenggal harapan itu selalu tertanam dalam benak para anggota PRC
Pharmacy Rescue Commitee atau yang sering disebut PRC adalah sebuah UKM yang bernaung di bawah fakultas Farmasi. Selain mengabdi dalam lingkup Unhas, ternyata juga membuka diri untuk memberi bantuan pada masyarakat di luar Unhas. Untuk merealisasikan harapannya, Unit Kegiatan ini selalu siaga untuk menjalankan tugas.
PRC awalnya dibentuk pada tanggal 12 Februari 1999. UKM ini terbentuk atas potensi yang lahir dari mahasiswa farmasi dalam menekuni ilmu obat-obatan. Karena di Unhas memiliki potensi medis, PRC turut hadir mengambil bagian dengan memberikan bantuan berupa obat-obatan.
Saat mendengar Pharmacy Rescue Committee, yang orang pikir, UKM ini bergerak di bidang obat-obatan saja. Namun, ternyata kegiatan PRC tak sesempit yang orang kira. UKM ini juga bergelut dalam tanggap bencana.
Setiap tahun, UKM ini selalu merekrut anggota. Dalam perekrutannya, terdapat dua proses, yaitu Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Rentang waktu keduanya sekitar satu semester. Jadi setelah diksar berupa tes, semester selanjutnya baru diperbolehkan untuk mengikuti diklat.

Dalam melakukan pengabdian, PRC kadang mengalami kendala. Kekurangan anggota laki-laki membuatnya agak sulit untuk menjalankan tugas, terlebih jika mereka harus menolong korban bencana. Oleh sebab itu, anggotanya yang didominasi perempuan selalu bertugas pada pelayanan obat-obatan saja. Sampai saat ini, masalah itu masih melekat pada UKM ini. Untungnya, semua anggota selalu dilatih bagaimana mengabdi tanpa memikirkan pertimbangan gender. Mereka dilatih menjadi perempuan yang kuat, apalagi jika suatu saat harus menolong korban atas suatu bencana.
PRC sebagai UKM di Unhas tentunya harus selalu siap logistik obat-obatannya. Lantaran, itu merupakan senjata utama dalam menjalankan tugas. Untuk mengantisipasi kekurangan obat di sekretariat, usaha yang dilakukan adalah dengan mengirim proposal, juga dengan bantuan dari Apotek.
Berkiprah di dalam kampus tak berarti PRC hanya mengabdi dalam kampus saja. Selalu ada panggilan dari luar yang membutuhkan peran PRC, seperti yang dilakukan oleh SAR yang ada di Makassar.

Untuk meningkatkan potensi anggotanya, PRC selalu mengadakan kajian rutin mengenai cara menjalankan tugas saat berada di lapangan. Kegiatan ini diadakan di sekretariat PRC.
Kebanggaan dalam UKM tidak selalu hadir saat memperoleh juara. Hal serupa juga dirasakan oleh UKM ini. Saat diwawancarai oleh Identitas, Ketua PRC menuturkan bahwa Ia merasa bangga saat dapat membantu orang banyak. Ia juga pernah mengirimkan anggotanya sebanyak empat orang untuk membantu korban gempa di Lombok. Itulah makna bangga yang dirasakan oleh UKM ini.
Selain di Unhas, PRC juga memiliki cabang di Universitas Haluoleo. Ini merupakan inisiatif dari PRC Unhas untuk semakin mengembangkan UKM PRC. Mahasiswa di sana juga turut aktif dalam dalam setiap kegiatan.
PRC, UKM yang sudah terbilang lama ini juga selalu mengedukasi masyarakat. Hal yang dilakukan adalah dengan mengadakan sosialisasi. Baik seputar cara mendapatkan obat, menyimpan, dan membuang obat yang sudah kadaluwarsa.

Unit Kegiatan ini sekarang diketuai oleh Irwandi, mahasiswa Farmasi angkatan 2015. Visinya sederhana, yaitu ingin membuat UKM PRC berkiprah luas dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. “Visi saya itu, bagaimana supaya UKM ini dapat dirasakan manfaatnya bukan cuma di Unhas saja, namun oleh semua masyarakat di luar Unhas,” ujarnya dengan semangat.
Mayang Sari