Barisan motor tertata rapi di Parkiran Rektorat Unhas. Di jalanan masuk, tepatnya di bawah pohon rindang, tengah duduk juru parkir dengan kardus di sisinya. Dari kejauhan, tampak pengemudi motor yang meninggalkan parkiran menyimpan uang di kardus tersebut. Kotak persegi empat itu sudah menjadi isyarat bahwa parkir di tempat itu tidak lah gratis. Kendati demikian, sebagian mahasiswa mengeluhkan parkiran berbayar di area Unhas.
Indriani, salah seorang Mahasiswi Jurusan Fisika mengeluh karena hampir setiap hari dirinya membayar parkir di Parkiran Rektorat Unhas. Katanya, ada sekira 60 ribu uang yang harus dikeluarkannya setiap bulan hanya untuk membayar parkir saja. “Kalau dihitung-hitung kan lumayan buat beli buku. Lagian kita juga di sini jadi mahasiswa rantau ji kodong,” katanya saat diwawancarai Reporter Identitas. Senin (22/10)
Menurut Indri, tukang parkir memang tidak meminta secara langsung untuk dibayar, tetapi kardus yang ada di sebelahnya itu sudah mengisyaratkan, pengendara yang memarkir motornya di tempat tersebut harus membayar. “Tidak minta ji iya, cuman tidak enak ki karena ada kardus na taruh di sampingnya,” tambah Indri.
Senada dengan Indri, Mawar, Mahasiswa Angkatan 2016, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) juga mengeluh atas parkir berbayar tersebut. Ia mengaku pernah diteriaki oleh tukang parkir rektorat karena tak membayar usai memarkir kendaraannya di tempat itu. “Waktu itu kan keluar ma dari parkiran rektorat, tapi lupaka bayar, deh diteriaki ka, ditahan ka untuk bayar parkir,” katanya menggerutu. Senin (22/10).
Parkiran berbayar di Unhas bukan hanya di parkiran rektorat saja, sejumlah oknum juga ada yang memanfaatkan parkiran sebagai ladang mencari uang, seperti di parkiran; Gedung Baruga, parkiran di belakang Kudapan, Gedung Ipteks, bahkan di beberapa fakultas seperti; Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kedokteran, Peternakan, Pertanian, Kehutanan, Farmasi, dan MIPA.
Menanggapi parkiran berbayar tersebut, sejumlah mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian (Tekper) pernah membuat parkiran tersendiri, tepatnya di belakang bengkel Laboratorium Tekper. Selain tidak membayar, juga lebih dekat dengan himpunannya. Kendati, jalanan menuju ke parkiran tersebut seringkali diusik oleh oknum yang tidak jelas, seperti memalang jalan, bahkan memutus jalan ke parkiran dengan menggali tanahnya
Menurut Sry Evayanti Arafah, Mahasiswa Tekper angkatan 2014 yang juga sering memarkir kendaraannya di belakang laboratorium, kemungkinan oknum itu adalah tukang parkir pertanian maupun cleaning service yang disuruh oleh pihak fakultas. “Kudengar oknumnya tukang parkir atau CS. Kemungkinan sih tukang parkir karena kalau parkir di depan lab ki kan kurang ki juga pemasukannya,” katanya saat diwawancarai via Whatsapp. Sabtu (10/11).
Walau beberapa kali diusik, mahasiswa Tekper tetap memarkir kendaraannya di belakang laboratorium. Menurut Eva, panggilan akrabnya, mahasiswa tidak akan kehabisan akal untuk menghadapi oknum tersebut. “Jadi kalau dipalang, dilepas lagi. Begitu memang mahasiswa, tidak habis akalnya,” tambahnya.
Setelah dikonfirmasi kepada juru parkir di Fakultas Pertanian, Akpar mengatakan bahwa tidak ada pemaksaan dalam membayar parkir. “Tidak dipaksa ji bayar parkir, seikhlasnya ji saja. Di Unhas juga kan belum ada gaji untuk pihak keamanan parkir” sedangkan kasus parkiran di belakang lab Tekper itu bukan urusan saya,” katanya enggan untuk diwawancarai lebih lanjut. Senin (12/11).
Sama halnya yang dikatakan juru parkiran rektorat, saat diwawancarai, ia mengatakan tidak ada paksaan untuk membayar parkir. Ia juga enggan berkomentar mengenai parkiran “Kita tidak pernah ji paksa dek. Kalau mau kasi yah diterima juga. Tapi tidak dipaksa ji,” katanya.
Tidak semua parkiran di Unhas berbayar, ada juga beberapa parkiran tidak berbayar seperti parkiran di Pulitbang Lingkungan Hidup, Ramsis, Sekolah Pasca Sarjana, dan beberapa fakultas seperti; Ekonomi dan Bisnis, Ilmu Kelautan dan Perikanan, Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Gigi, serta Fakultas Teknik.
Seperti yang dituturkan Andi, Juru Parkir di Fakultas Ekonomi dan Bisnis bahwa mahasiswa tidak perlu membayarnya untuk parkiran, karena ia telah digaji oleh pihak fakultas sendiri. “Dari dulu sudah ada kebijakan di fakultas (red Ekonomi), dek, makanya mahasiswa tidak boleh bayar parkiran di sini,” katanya saat diwawancarai. Kamis (18/10).
Sama halnya di parkiran FIKP yang juga tidak berbayar. Sahid, pegawai yang juga sering menjaga parkiran itu tetap menjaga parkiran mahasiswa tanpa dibayar. Menurutnya, fakultas sudah menggajinya. “Tidak ada ji pembayaran di sini dek. Bahkan kalau ada mahasiswa yang biasa lupa kunci motor atau barang lain, saya amankan,” tuturnya. Rabu (7/11)
Saat dikonfirmasi ke Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Unhas, Drs Jursum MM mengatakan bahwa, seluruh wilayah parkir di Unhas tidak ada yang membayar. Jursum mengimbau kepada semua mahasiswa agar tidak memberikan uang ke tukang parkir. “Jika tukang parkir tersebut menghadang dan meminta uang silahkan melapor ke bagian keamanan atau langsung ke sini (Red Lantai lima Gedung Rektorat).” paparnya, Kamis (25/10).
Penulis : Wandi Janwar