Lelaki berkacamata itu berjalan memasuki kantornya, yang bertempat di Puslitbang Lingkungan Hidup. Saat ditemui di ruangannya, ia sedang melayani salah satu tamunya. Setelah beberapa menit berlalu, tamu itu ambil diri. Ia lalu mempersilakan reporter Identitas duduk, sembari berterima kasih kepada cleaning service yang membawakannya kopi.
Prof Dr Dadang Suriamihardja M Eng, Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas tahun 2006-2014 ini memiliki karakter yang bersahaja. Saat ini, ia kembali menjabat sebagai Kepala di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup (Puslitbang LH) Unhas. Sebelum diamanahkan menjadi wakil rektor, ia memang sudah menduduki posisi sebagai ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (sebelum berganti nama menjadi Puslitbang LH) di tahun 2004-2006.
Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memulai karirnya di Unhas sebagai dosen di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). “Tahun 1980 saya diangkat jadi dosen, waktu itu memang Unhas kekurangan dosen. Kita hanya lima orang melayani sekian banyak mahasiswa,” katanya.
Dua tahun mengajar di Jurusan Fisika, laki-laki yang akrab disapa Dadang ini memilih melanjutkan pendidikan master dan dokrtornya di Universitas Kyoto, Jepang. Pada tahun 1982, Fakulta MIPA dibaurkan dengan Fakultas Teknik, yang kemudian berubah nama menjadi Fakultas Sains dan Teknologi. Saat mengambil gelar master, ia sempat dibuat pindah haluan ke bidang Ilmu Teknik Sipil. Kendati, itu tidak menjadi masalah baginya. “Teknik Sipil kan dasarnya Fisika juga,” tuturnya dengan wajah semringah.
Laki-laki kelahiran Garut 30 September 1956 ini memang tipikal orang yang suka mempelajari banyak bidang ilmu, meskipun tidak begitu mendalam. Karenanya, tak heran jika ia santai saja dengan bidang ilmu baru yang digelutinya saat mengambil gelar master.
Setelah menyabet gelar MEng dengan kekhususan Teknik Pantai (Coastal Engineering) di Jepang, ia akhirnya kembali lagi ke Unhas. Saat kedatangannya, ternyata Fakultas Sains dan Teknologi dipisahkan kembali. Walaupun kedua fakultas itu telah berpisah, ia tetap mengajar di kedua fakultas tersebut.
Saat ini, Ketua Jurusan Fisika tahun 1990-1991 ini juga mengajar di Jurusan Teknik Geologi, dan Teknik Lingkungan. Selain mengajar, ia juga seringkali menjadi pembimbing di Fakultas Teknik yang kini berada di Kabupaten Gowa.
Selama menjabat sebagai Wakil Rektor I, ia telah banyak berbuat untuk Unhas. Segala bentuk digitalisasi di Kampus Merah adalah buah dari kerja kerasnya. Kendati ia sungkang mengakui. Menurutnya, itu adalah kerjasama tim dari seluruh elemen sivitas akademika Unhas.
Ketika ditanyai suka duka selama menjabat sebagai Wakil Rektor I Unhas, ia mengatakan tidak banyak menemukan suka duka. “Saat itu, saya menjadi pelayan di bagian akademik, saya mempertemukan keinginan mahasiswa dan keinginan dosen. Bisa dibilang hampir tidak ada kendala yang saya hadapi selama menjabat sebagai WR I, waktu itu,” ungkapnya.
Pada rubrik jejak langkah di Bundel Identitas Edisi Awal Januari, ia menceritakan kebiasaannya saat sekolah dulu. Waktu masih duduk di bangku sekolah, alumnus SMAN Garut ini senang duduk di bangku paling belakang, atau duduk di sudut ketika ada pertemuan. Ia bahkan tak berani menjadi bagian operasional. Namun, kesederhanaan bukanlah tolak ukur untuk keberhasilan seseorang. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian akademik yang didapatkannya, yang berhasil menyabet gelar profesor hingga lektor kepala.
Sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, ia berharap mahasiswa bisa lebih mengenal repository Unhas. Begitulah perjalanan karir sosok bersahaja di Unhas.