Seonggok daging
Diberi nyawa
Beraksi satu langkah
Berucap seribu kata
Terduduklah luka
Dalam sanubari yang tidak tahu apa-apa
Diam menelan ratusan pil pahit
Dibungkam dalam bengisan tawa
Tak bisa apa-apa
Iring-iringan penuh nestapa
Di pojok sebelah kiri
Tertunduk dipeluk duka
Terlibas oleh video lima detik
Gulita, tengah menyekap wajah tak berdosa
Sembilu telah membiru
Melukai ruang dada
Mencekik hati tak bersalah
Menabuh kilat isi kepala
Puan, sadarkah pisau itu kau keluarkan dari lisan dan ketikan?
Tuan, matikah hati nuranimu sebelum jasad mendahuluinya?
Penulis: Nurul Gina Az-Zahra
Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Angkatan 2022