Wabah penyakit di Jeneponto telah menelan tiga korban jiwa sejak 9 April lalu. Gejala awal yang dialami pengidap penyakit tersebut adalah demam dan sakit kepala. Saat dokter melakukan pemeriksaan pada 70 warga Desa Tuju dan Garonggong, mereka belum mengetahui jenis penyakit yang diderita warga.
Melihat kondisi tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas turut serta dalam tim gerak cepat. Dalam kelompok ini juga terdiri dari Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dan Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan rilis yang diterima identitas, Dr Isra Wahid PhD menerangkan, wabah penyakit yang menyerang warga Garonggong dan Tuju tersebut adalah kejadian luar biasa (KLB), yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.
“Dengan memanfaatkan jaringan yang kami miliki di berbagai instansi pemerintah, akhirnya kami memperoleh akses informasi awal KLB dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Sehingga kami segera merumuskan langkah penanganan dan identifikasi pathogen KLB itu,” jelasnya.
Adapun beberapa langkah yang telah Puslitbangkes Unhas lakukan di antaranya:
1. Mengkaji data awal KLB yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, untuk memetakan tempat (locus) dan waktu (temporal) dalam memahami pola kejadian dan kasus-kasus KLB. Hal itu bertujuan untuk mengarahkan kepada kecurigaan pathogen penyebab. Di dalamnya Puslitbangkes menganalisa masa inkubasi berbagai kemungkinan, agen infeksius yang akan dibandingkan dengan kajian spatiotempral obyektif dari KLB
2. Memberikan masukan dan usulan langkah-langkah strategis kepada tim terpadu, yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Provinsi terkait dengan metode pengambilan dan jenis pemeriksaan sampel, untuk mengidentifikasi penyebab KLB ini.
3. Melakukan Survei dan pengambilan data di tempat kejadian di desa Garonggong yang kegiatannya berupa:
a. Melakukan pengumpulan sampel nyamuk di Desa Garonggong yang bisa menjadi faktor penyakit yang bertanggungjawab dalam KLB;
b. Melakukan pengumpulan data anamnesis dan pemeriksaan fisis pada sebagian penduduk yang terkena gejala di Puskesmas Buludoang Kabupaten Jeneponto
4. Melakukan sebagian pemeriksaan sampel untuk mengidentifikasi pathogen penyebab, di laboratorium Puslitbangkes/ Hasanuddin University Medical Research Centre (HUMRC), dan berkoordinasi intensif dengan berbagai mitra network yang terlibat dalam proses pemeriksaan laboratorium. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi pathogen penyebab KLB, seperti Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Eijkman Institute yang didukung oleh Centre of Disease Control (CDC) Amerika Serikat
5. Bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk merumuskan kebijakan informasi satu pintu, baik ke media dan masyarakat luas untuk menghindari adanya misinformasi dan potensi terjadinya kepanikan yang tidak perlu di tengah masyarakat
6. Mengkaji dan mengusulkan poin kebijakan kepada instansi terkait, untuk mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang
M05