Universitas Hasanuddin sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia memiliki mandat untuk melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Salah satu poinnya adalah melakukan penelitian. Dalam pelaksanaannya, penelitian yang dilakukan oleh Unhas tidak saja bertujuan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi ada ekspektasi untuk memberi manfaat bagi masyarakat.
Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah Ph D menjelaskan, sepanjang tahun 2019 Unhas tercatat melaksanakan 754 penelitian, termasuk di dalamnya 103 penelitian kerjasama dengan berbagai 57 mitra. Penelitian-penelitian tersebut menghasilkan 822 paper yang telah dipublikasikan atau dipresentasikan pada berbagai konferensi.
“Kita melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat dengan berbagai skema pembiayaan, baik yang berasal dari hibah penelitian dan pengabdian masyarakat oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, skema hibah internal Unhas, maupun kerjasama dengan mitra. Hal ini merupakan indikasi bahwa kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat Unhas mendapat kepercayaan,” kata Suharman dalam rilis yang diterima.
Suharman menambahkan, dengan kinerja penelitian tersebut, pada tahun 2019 ini Unhas berada pada Klaster Mandiri (terbaik) peringkat delapan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Sementara untuk kinerja pengabdian masyarakat, Unhas berada pada Klaster Unggul (terbaik) peringkat 14.
“Pada ajang Anugerah Iptek dan Inovasi yang digelar pada Agustus 2019 di Denpasar, Bali, Unhas berhasil meraih peringkat pertama Penghargaan Widyapadhi untuk Manajemen Inovasi,” kata Suharman.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas, Prof Dr Alimuddin Unde M Si menjelaskan, capaian kinerja bidang penelitian dan pengabdian masyarakat ini terwujud berkat kerjasama seluruh komponen di Unhas. Pihak pengelola, dalam hal ini LPPM yang dipimpinnya, sivitas akademika, dan dukungan pimpinan universitas saling bersinergi secara positif.
“Kami melakukan sosialisasi intensif terhadap berbagai skema hibah penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan kami datang door to door ke setiap fakultas menyampaikan langsung kepada dosen dan peneliti. Kami juga membantu dengan fasilitasi peningkatan kapasitas penyusunan proposal,” kata Prof Alimuddin.
Selain itu, komitmen pimpinan universitas dalam mengalokasikan anggaran juga sangat konsisten. Anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat bukan saja dalam bentuk hibah internal, namun juga dalam bentuk penghargaan kepada dosen dan peneliti yang menghasilkan karya inovatif.
Prof Alimuddin mengakui bahwa masih ada tantangan yang dihadapi dalam mendorong kinerja riset dan inovasi, yaitu luaran riset. Tidak semua dosen dan peneliti dapat menghasilkan luaran sebagaimana yang diharapkan.
“Kami memberikan peringatan secara berkala kepada dosen dan peneliti yang tidak berperan aktif dalam menghasilkan luaran. Kami meminta agar mereka memiliki kesadaran untuk produktif, sebab menulis dan menghasilkan paper yang dipublikasi merupakan tugas pokok sebagai dosen,” pungkasnya.
Wandi Janwar