Jika ku tutup mataku
Tawamu kembali hadir
Pipi merahmu berbinar
Bibirmu manismu kian ranum
Tapi tak tau mengapa kini menjadi tangis
Dekap mu tak lagi hangat
Kau adalah apa yang aku dambakan
Sedangkan aku adalah apa yang tak kau harapkan
Entah mengapa malam ini begitu sendu
Hanya rupamu yang terus hadir dalam kesendirian
Waktu seolah berhenti
Melankolis mungkin adanya
Kenangan yang tanpa usai
Pilu yang tanpa akhir
Kecewa yang tanpa ujung
Duka yang tanpa henti
Kasih sampaikah kau pada titik ini?
Maka izinkan aku mengaduk kerinduanku malam ini
Ku campur ia dengan sesendok harapan
Dan ku tuangkan dalam gelas yang penuh dengan lara
Penulis: Anang Hidayat,
mahasiswa Agribisnis,
Fakultas Pertanian Unhas,
angkatan 2014.