Juli 2020, jadi awal Universitas Hasanuddin memulai pembangunan training center dan hotel, rencananya bisnis properti ini selesai dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun. Pembangunannya pun dinilai menjanjikan, karena dapat mengakomodir kebutuhan umum, juga kampus dalam melangsungkan berbagai kegiatan.
Layaknya menjalankan usaha di bidang lainnya, Unhas perlu strategi menjalankan bisnis perhotelan, agar hadirnya properti bisnis ini sesuai harapan yaitu, dapat menambah pendapatan kampus. Lalu Bagaimana seharusnya Unhas menjalankan bisnis perhotelan? Berikut wawancara khusus Reporter PK identitas Unhas, Nadhira Noor Rabbani Sidiki bersama General Manager Hotel Aryaduta Makassar, melalui sambungan telepon, Minggu (16/10).
Menurut Anda, apa yang perlu dipertimbangkan jika ingin membangun hotel?
Tentu saja yang pertama kita harus mempertimbangkan sisi market dan kapasitas hotelnya.. Misalnya total jumlah kamar seratus, ruang meeting-nya minimal berkapasitas dua ratus orang. Prinsipnya, Makassar ini adalah pusat, kecenderungan orang mencari ruang meeting dulu baru kamar. Jangan sampai banyak kamar, namun kapasitas ruang meeting-nya tidak memenuhi. Lebih bagus lagi kalau ruang meeting beragam kapasitasnya, apalagi di Unhas banyak mengadakan pertemuan. Dan paling penting esensi makanannya harus benar-benar tersetting, karena komposisi pendapatan itu bisa 50 % dari makanan, 50 % dari ruang meeting. Jadi pendapatannya bisa lebih besar dari kamar.
Unhas sedang dalam pembangunan hotel, bagaimana Anda melihat kemungkinan Hotel Unhas dilirik banyak orang?
Saya rasa dari segi lokasi akan dilirik, tapi kita harus memikirkan kembali apakah hotel ini dapat mengakomodir kebutuhan pelanggan atau tidak? Menilik data yang ada, cukup disayangkan jika Unhas hanya memiliki empat ruang meeting, dengan kapasitas masing-masing tiga puluh orang. Unhas perlu menambah satu ruang meeting berkapasitas seratus orang, karena jika hanya mengandalkan ballroom yang menampung seribu orang, itu terlalu besar.
Seperti yang kita ketahui, biaya pembangunan hotel itu sangat besar, kira-kira strategi apa yang bisa diambil Unhas untuk memaksimalkan hotelnya?
Dari segi biaya, tentu masing-masing manajer tahu caranya. Sudah sepatutnya dari pembangunan hotel ini kita bisa melihat dari sisi forcasting (meramalkan) berapatingkat huniannya ke depan. Dari pertimbangan yang kita punya, kita ramalkan berapa persen okupansi dan FnB, sehingga profit yang ditargetkan dapat dicapai. Kita butuh berpatokan pada bisnis plan, untuk menentukan pendapatan. Katakanlah kita bisa mencapai 65% atau 70 % keuntungan, sehingga kita dapat 50 % dari target total pendapatan. Intinya kita perlu memaksimalkan di semua lini. Begitu pun jumlah karyawan, harus sesuai kebutuhan.
Apa saja biasanya yang menyebabkan hotel baru, sepi dan kalah bersaing dengan hotel di sekitarnya ?
Jadi sebenarnya hotel itu harus punya sisi kekuatan, dan itu ada pada kualitas pelayanan dan produknya. Itu yang paling menentukan. Bagaimana kedua ini bisa memenuhi kebutuhan pasar. Kita harus bisa melihat dan membandingkan bagaimana pelayanan pesaing kita yang lain, kita harus bisa di atasnya lagi. Jika pelayanan dan produk ini sudah bagus, saya rasa hotel kita dapat berjalan dengan baik. Menurut saya, yang menyebabkan hotel baru sepi dan kalah bersaing itu, mungkin kurang di sisi kualitas produk dan pelayanannya Kita kan memilih sesuatu karena ada nilainya. Jika kita dapat menguatkan produk dan pelayanan, maka kita dapat menjadi market leader walaupun kita baru (newcomer).
Di Unhas tersedia hunian seperti Ramsis, Rusunawa, dan Wisma yang diperuntukkan untuk umum. Tapi sejauh ini kurang dilirik, dan tahun ini Unhas membangun hotel, bagaimana Anda melihat hal tersebut ?
Hotel ini kan dari segi marketnya, peluangnya sangat besar. Selain menyiapkan penginapan, juga mengakomodasi kebutuhan lain, seperti kebutuhan ruang pertemuan. Jadi beda segmen saja, dan saya rasa kalau produknya bagus, akan jadi pilihan. Tidak usah jauh-jauh, selagi Hotel Unhas bisa mengakomodir kebutuhan pelanggan, pasti orang akan memilih hotel Unhas.
Bagaimana sebaiknya model pengelolaan hotel khususnya milik Perguruan Tinggi Negeri ?
Umumnya hotel itu ada dua, ada yang mengelola menggunakan brand, dan ada yang mengelola sendiri. Tapi pada prinspinya, dua-duanya harus punya kemampuan. Jika kita kelola sendiri, maka harus mencari SDM yang disiplin ilmunya mumpuni dalam hal hospitality, mengerti standar, punya pengalaman, dan harus orang yang benar- benar teliti sehingga bisa terkelola dengan baik. Di sisi lain, jika menggunakan brand atau operator, baik lokal dan international brands seperti Novotel, Archipelago dan lain sebagainya, itu mengeluarkan biaya lagi. Jadi Unhas tinggal pilih sebenarnya.
Apa harapan Anda dengan adanya hotel Unhas ?
Dibangunnya hotel Unhas ini dapat menjadi salah satu fasilitas di kawasan Makassar, pastinya sangat bagus dan membantu, memberikan warna baru. Selain menjadi fasilitas penginapan, juga mengakomodasi pertemuan-pertemuan, dengan standar yang dibutuhkan. Apabila dikelola dengan baik, akan sangat bermanfaat. Saya harap kualitas produk dan pelayanannya bisa bersaing.
Data Diri
Nama: Erwin Arsyad
Tempat/Tanggal Lahir: Makassar, 1 Juli 1979
Riwayat Pendidikan;
Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin (2003-2007)
Karir
-General Manager Hotel Aryaduta Makassar (2018-Sekarang)
-Executive Asisstant Manager Hotel Aryaduta Makassar (2016-2018)
-General Manager Hotel Rinra Makassar (Desember 2015-September 2016)
-Front Office, Housekeeping, and Sales & Marketing Department (2001-2016)