Jumat, 12 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Sastra Puisi

Tampuk Kesah

27 Maret 2020
in Puisi, Sastra
Tampuk Kesah

Sumber ilustrasi : JawaPos.com

Editor Melika Nur Jihan

Aku menatap cakrawala dengan sendu

Lalu mengelak rindu dengan tangguh

BacaJuga

Menyelami Tradisi Gowok Melalui Perjalanan Hidup Nyi Sadikem

Berebut Jenazah, Kisah Anak yang Diperebutkan Agama

Berkokoh ria meski nestapa membelenggu

Mengenyam raga yang tersayat akan ragu

 

Gemblengan diri merapuh

Ikatan rasa mengendur dengan tabu

Pahit, kering, hampa bercampur jadi kelabu

Malang menjadi arah yang dituju

 

Tatapan ironi menyala akan cemburu

Dentuman rasa berkecamuk menjadi tabuh

Kembali luka tersisip pilu

Memojokkan diri, bersama dinding menyatu

 

Nyatanya hati ini kembali terbentur

Tertoreh pedih tersulap keping hancur

Naas, asabiah diri bebal bersandiwara kebal

Melantun kata yang miskin akan sesal

 

Napas mulai terbebang

Kala realita sudah tak mengambang

Merasa candala, melebur andai dan cita

Dihempas kejam dengan tak terkira

 

Awalnya rujukan hati mulai menetap

tapi ternyata berlabuh pun enggan

Lantas, haruskah kubercinta dengan senyap?

Atau melacur langlang bak biduan?

 

Penulis : Iswatun Khazanah,

Mahasiswa Jurusan Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Angkatan 2018

Tags: puisi
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Inovasi Kantong Kertas Ramah Lingkungan

Next Post

Taklukkan LPDP? Persiapkan Diri Sejak Dini

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In