Siang itu, Lantai Dasar Perpustakaan Pusat Unhas terlihat lenggang. Cuacanya memang tak begitu terik, namun tetap membuat orang enggan untuk berlama-lama di luar ruangan. Hanya ada beberapa orang saja yang berlalu lalang menyusuri koridor. Salah satu dari mereka memasuki KPN Mart Unhas membeli minuman dingin untuk melegakan haus di tenggorokan.
KPN Mart ini merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan KPN Unhas agar tetap eksis hingga kini. Di awal berdirinya, kantor KPN berada di Kampus Unhas Barayya. Namun, atas inisiatif para pengurus baru, kantornya kemudian dipindahkan ke Kampus Unhas Tamalanrea sejak tahun 2005.
Dalam Bundel identitas Unhas Edisi Awal April 2005, Ketua KPN Unhas Periode 2004-2009, Ir Syamsul Bahri menjelaskan alasan pemindahan kantor tersebut. Menurutnya, hal ini ditempuh karena kantor lama di kampus Barayya terlalu jauh sehingga menyulitkan para pengurus berhubungan dengan anggotanya. “Di lokasi sekarang, kami lebih mudah berkomunikasi dengan koperasi. Di sini kami juga mencoba mendekati pasar sehingga KPN bisa bangkit lagi,” tuturnya.
Dalam perjalanannya, KPN memang dipenuhi dengan warna. Kadang berkembang maju, kadang pula jalan di tempat. Menelusuri sejarahnya, KPN adalah benih yang ‘ditanam’ Suudi Sa’na. Atas inisiatifnya tersebut, pada tahun 1975 silam koperasi yang ada di setiap fakultas disatukan dan membentuk KPN Unhas. Kala itu, semangat berkoperasi memang tinggi. Beberapa jenis usaha berhasil dikembangkan seperti koperasi simpan pinjam dan koperasi barang.
“KPN pada masa kepemimpinan Suudi Sa’na amat membantu anggotanya,” ujar Basri SE, Bendahara Koperasi Periode 2004-2009, dikutip dalam Bundel identitas edisi Edisi
Awal April 2005.
Kemudian pada tahun 1986, KPN Unhas kembali meniti karirnya dan resmi menjadi Badan Hukum. Keputusan ini didasarkan atas SK Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil No 34321/BH/IV/ 22 Desember 1986.
Selang beberapa tahun setelahnya, KPN perlahan-lahan menapaki jejak kemajuan. Awal periode 1990-an, konon KPN mengalami perkembangan yang sangat pesat. Diawali dengan simpanan pokok dan iuran wajib setiap anggotanya, yang kemudian dijadikan sebagai modal pertumbuhan koperasi.
Bahkan dengan modal tersebut, KPN Unhas mulai meramba ke beberapa jenis usaha baru seperti swalayan, apotek, hingga pembangunan rumah dosen. Menariknya, KPN sempat
menjadi koperasi terbaik di Sulawesi Selatan.
Namun, hal ini tidak bertahan lama. Kejayaannya kembali merosot kala pionir KPN tak lagi menjabat. Ditambah lagi badai krisis moneter pada 1998 silam. Banyak unit usaha yang kian meredup. Meski demikian, Basri mengaku kepengurusan KPN tak pernah berhenti. “KPN terus memberikan pelayanan kepada anggotanya, tetapi pembenahan ke dalam memang kurang,” ujarnya.
Hingga tahun 2009, KPN kembali melakukan pembenahan, salah satunya adalah administrasi keuangan. Manurut Syamsul, sistem keuangan di masanya akan lebih terbuka. Setiap anggotanya akan mengetahui dana koperasi. Sistem pintu kaluar masuk uang pun akan dilakukan dalam satu komando.
Saat ini, jumlah anggota yang aktif adalah 2.510 orang. Salah satu pengelolah, Ahmad mengatakan bahwa untuk saat ini transaksi yang masih mereka lakukan di antaranya adalah sistem kredit simpan pinjam.”Saat ini kami masih menyediakan sistem kredit simpan pinjam. Baik jangka panjang maupun jangka pendek,” paparnya, Senin (8/6).
Untuk kerjasamanya sendiri, mereka telah bermitra dengan beberapa jenis bank di Indonesia. Tak hanya itu, Ahmad juga mengaku bahwa pihak KPN saat ini, juga sedang mengelolah aset tanah kapling yang akan dibangun perumahan nantinya.
Itulah serpihan cerita di balik berdiri dan eksisnya KPN di kampus merah.
Wandi Janwar