Di sisi sore bersama sengat mentari
Yang seharusnya memuntahkan hangat
Tapi tidak untuk satu ini
Menjadi pusat dalam gemuruh keramaian
Menolak hadir untuk kesekian kali,
Penuh mimpi tanpa ambisi
Sepatah kata diiringi rintihan kecil pada malam-malam itu
Bukan hanya kamu yang mempertanyakan makna hadir
Mencari cela di balik tenggelamnya raut bersenyawa
Goresan pada tangan kiri yang tidak bersalah
Kemarin penuh canda dan tawa
Hari ini muncul peran pengganti yang tidak mau kalah
Esok tawar menawar dunia penuh warna
Berikutnya, hanyut tenggelam karena hilang arah
Menjadi semakin sulit untuk menyalahkan diri apalagi orang lain
Kadang ingin berganti peran atau lahir kembali dari dua sosok yang lebih menjanjikan
Membayangkan tidak ada kepala-kepala penuh harapan
Berikut wajah sedu sedan juga pikiran yang tak lepas dari kekalutan
Suatu saat,
Aku pasti akan menceritakan kisah sedih senangku disini
Melewati jalan yang konon sering kulewati saat semuanya terasa asing kembali
Mungkin aku lupa beberapa bagian
Mungkin aku sengaja menghilangkan lembaran itu
Kuharap kamu tidak mempermasalahkan
Karena memang tidak semuanya ingin aku kenang selamanya
Penulis : Latifa Putri Dimas,
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Pertanian Unhas,
Angkatan 2019