Pemerintah Kabupaten Wajo dan Universitas Hasanuddin (Unhas) menyepakati kerja sama berbagai bidang untuk pembangunan daerah. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Bupati Wajo, Dr H Amran Mahmud SSos MSi dan Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA.
Acara penandatanganan MoU berlangsung Senin (23/09) bertempat di Ruang Rapat A, Lantai 4 Gedung Rektorat Unhas, mulai pukul 09.00 WITA. Turut hadir dalam penandatanganan MoU ini beberapa Kepala Dinas dari Pemerintah Kabupaten Wajo. Sementara dari pihak Unhas, hadir Ketua LPPM, para dekan lingkup Unhas, para Direktur, dan Biro.
Dalam sambutan pengantarnya, Rektor Unhas menyambut baik kerja sama ini. Unhas memang memiliki komitmen untuk memberikan dukungan bagi pembangunan daerah, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki Unhas.
“Kami gembira kehadiran Pak Bupati di Unhas, kita memang sudah sering bertemu, namun pertemuan kali mempunyai makna yang berbeda. Hari ini saya hadirkan para pimpinan fakultas, lembaga, direktur se-Unhas, menunjukkan kesiapan kami membantu apa yang bisa kami sumbangkan untuk pembangunan di Kabupaten Wajo,” kata Prof. Dwia dalam rilis yang diterima identitas.
Hubungan Unhas dan Pemkab Wajo, menurut Prof Dwia, memiliki akar sejarah dan sosial yang kuat. Unhas pernah mempunyai Rektor yang sebelumnya menjabat Bupati Wajo, yaitu Prof Radi A Gani, yang meninggalkan jejak pembangunan yang baik di Kabupaten Wajo.
“Sekarang ini, jumlah guru besar Unhas itu yang terbesar berasal dari Wajo. Ini merupakan potensi yang harus kita manfaatkan untuk kemajuan Kabupaten Wajo. Apalagi, Wajo merupakan salah satu daerah unggulan yang memiliki banyak potensi. Misalnya, potensi Danau Tempat, atau potensi kerajinan sutra yang turut mengangkat pamor Sulawesi Selatan. Belum lagi hasil pertanian dan hasil alam lainnya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Wajo juga mengapresiasi kesediaan Unhas untuk bekerja sama dengan daerah yang dipimpinnya. Antusiasme Bupati Wajo ditunjukkan dengan keinginan beliau agar kalau perlu secepatnya MoU ini langsung diturunkan menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk diimplementasikan.
“Apalagi sebenarnya beberapa bagian kita sudah ada kegiatan yang melibatkan orang Unhas juga,” kata Dr Amran.
Dalam sambutan singkatnya, Bupati Wajo memaparkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Wajo. Daerah ini memiliki potensi pertanian, perikanan, pertambangan, dan pariwisata yang menjanjikan. Dalam sektor pertanian, Kabupaten Wajo adalah penghasil padi terbesar di Sulsel, bahkan pernah tercatat sebagai penghasil padi kedua nasional.
“Sementara dalam sektor perikanan, kita mempunyai Danau Tempe yang telah menjadi perhatian pemerintah pusat. Selain itu, di wilayah timur Wajo memiliki laut sepanjang 103 kilometer. Kita sudah memproduksi rumput laut. Kalau ini kita olah dari hulu sampai hilir, maka ini bisa menjadi sumber pendapatan berlimpah bagi masyarakat,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sumber daya alam Kabupaten Wajo mempunyai gas alam yang sudah menyumbang kebutuhan kelistrikan dua propinsi (yaitu Sulsel dan Sulawesi Barat) sampai seperempat kebutuhan. Gas alam juga sudah dikembangkan city gas, dimana saluran gas sudah sampai ke rumah-rumah.
“Yang juga menjadi kebutuhan kami adalah dalam bidang tenun sutra. Para perajin sutra di Wajo yang berjumlah tiga belas ribu sangat tergantung bahan baku yang berasal dari Cina. Kalau saja Unhas bisa membantu kami untuk budidaya telur ulat sutra, maka kami sangat terbantu. Bapak Gubernur mendukung penuh keinginan kita untuk mengembalikan kejayaan sutra Wajo, bahkan beliau langsung memimpin FGD terkait hal ini. Kami memohon kepada Unhas agar dapat membantu kami,” katanya.
Setelah penandatanganan MoU, berlangsung diskusi singkat terkait rencana awal dari masing-masing disiplin ilmu dan keahlian yang ada di Unhas, antara lain kelautan dan perikanan, kedokteran, teknik, dan kedokteran gigi. Pada kesempatan itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unhas, Prof Alimuddin Unde mengusulkan agar segera diselenggarakan Loka Karya bersama.
“Saya kira agar supaya kita dapat sinergi, terutama dari unit-unit yang ada di Unhas, maka saya usulkan Unhas dan Wajo melalui dinas-dinas terkait untuk duduk bersama dalam suatu Loka Karya. Kita bahas bersama apa yang menjadi kebutuhan Kabupaten Wajo dan apa saja yang bisa ditawarkan Unhas terkait keahlian yang ada,” kata Prof Alimuddin.
Wandi Janwar