Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Rapat Paripurna Senat Akademik dalam rangka Upacara Penerimaan Jabatan Professor dalam Bidang Manajemen Operasional dan Bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Upacara Penerimaan Jabatan Professor berlangsung pada pukul 09.00 Wita di Ruang Senat Akademik Unhas, Rabu (25/09).
Proses pengukuhan dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, para pengurus Senat Akademik, Dewan Professor, beberapa tamu undangan serta keluarga besar dari dua professor yang dikukuhkan.
Dua professor yang dikukuhkan masing-masing Prof Dr dr Farida Tabri Sp KK (K), dengan nomor keanggotaan 393 adalah professor dalam bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Unhas. Lahir dan besar di Makassar dan merupakan dosen tetap FK Unhas, KPS Bagian Ilmu Kulit dan Kelamin.
Selain itu juga dikukuhkan professor baru pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu Prof Dr Musran Munizu SE MSi CIPM, sebagai guru besar ke-394. Musran adalah profesor dalam bidang Manajemen Operasional, lahir dan di besarkan Baadia, Sulawesi Tenggara. Dosen tetap FEB, Dosen Pascasarjana Unhas, sekaligus sebagai Direktur PPs Universitas Cokroaminoto Makassar.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof Farida, sapaannya, menjelaskan penelitian yang dilakukan yakni “Pendekatan Multidisiplin Pada Pengobatan Dermatitis Atopik (DA) Anak”. Beliau memberikan beberapa rekomendasi terkait penelitian yang dilakukan yakni perlu ada pembekalan yang diberikan kepada anak didik sehingga menjadi dokter umum yang mampu mendiagnosa dan melakukan penatalaksanaan DA secara mandiri dan tuntas.
DA hanya diobati oleh dokter umum atau spesialis kesehatan kulit. Seyogyanya manajemen DA dilakukan secara komprehensif yang melibatkan beberapa elemen kesehatan bukan hanya Dokter Kulit tapi Ahli Gizi/Dokter Gizi dan Psikolog untuk melakukan konseling secara tatap muka untuk mengetahui penanganan DA pada anak secara optimal serta ada kerjasama yang baik antara pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan hal-hal yang mengenai kesehatan kulit khususnya DA.
“DA merupakan penyakit yang bersifat kronik dan berulang. Olehnya itu, manajemen DA membutuhkan pendekatan multidisplin yang meliputi faktor biologi, psikologis, perilaku, serta pola makan untuk mengelola dan mengatasi DA secara efektif,” jelas Prof Farida dalam rilis yang diterima.
Sementara itu, Prof Dr Musran Munizu SE MSi CIPM, dalam pidato pengukuhannya menjelaskan “Praktik Manajemen Mutu, Pengelolan Rantai Pasokan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Daya Saing Berkelanjutan”.
Dalam pidatonya, Prof Musran menjelaskan bahwa pengelolaan rantai pasok yang efektif bertumpu pada koordinasi, kolaborasi, dan integrasi sistem untuk memastikan produk tersedia secara on-time dan terjamin kualitasnya. Sementara itu, praktik manajemen mutu terpadu (TQM) fokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas seluruh rantai pasok.
Oleh karena itu, ketika rantai pasok yang efektif (SCM) diterapkan dengan benar, maka TQM akan memainkan peran utama dalam mengembangkan perusahaan secara integritas. Daya saing perusahaan manufaktur yang semakin meningkat dalam jangka panjang dapat mendorong pada peningkatan daya saing industri nasional, dan pada gilirannya akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan posisi daya saing nasional di tingkat Internasional.
Pengembangan daya saing berkelanjutan (sustainability competitive advantage atau SCA), dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan implementasi praktik manajemen mutu, dan mengefektifkan pengelolaan rantai pasok melalui dukungan pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas bisnis perusahaan manufaktur.
“Internalisasi konsep manajemen mutu dan manajemen rantai pasok sebagai bagian dari filosofi dan strategi bisnis yang disertai dengan perbaikan secara terus-menerus unsur-unsurnya menjadi faktor kunci dalam mempertahankan dan mengembangkan daya saing perusahaan manufaktur dalam jangka panjang,” jelas Prof Musran.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA tidak lupa mengucapkan selamat kepada dua professor yang dikukuhkan. Selain itu, beliau berharap bertambahnya Guru Besar di Unhas, maka kontribusi yang dihasilkan akan lebih banyak dirasakan kebermanfaatannya oleh Masyarakat.
“Suatu kebanggan bagi Unhas karena menjadi universitas dengan jumlah guru besar terbanyak di Indonesia. Tapi juga menjadi suatu tantangan, karena kontribusi yang diberikan kepada masyarakat juga harus lebih banyak,” jelas Prof Dwia.
Rapat Paripurna Senat Akademik dalam rangka Upacara Penerimaan Jabatan Professor berlangsung dengan lancar dan hikmat. Kegiatan pengukuhan berakhir pada pukul 11.30 Wita.
Wandi Janwar

Discussion about this post