Setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Kabupaten Asmat Papua dengan Unhas pada 21 Maret 2018 di Lt 8 Rektorat Unhas sebagai respon Unhas atas musibah yang terjadi di Kabupaten Asmat 2017 lalu. Kini kerjasama tersebut telah terealisasi dengan dibukanya program vokasi D3 kesehatan terpadu di bawah naungan Fakultas Kedokteran Unhas.
Peresmian tersebut disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran dalam acara jamuan makan malam oleh Pimpinan Unhas untuk menyambut hangat pemerintah daerah serta 36 mahasiswa asal Asmat Papua di Kuliner Makassar, Selasa, (4/09).
Sebanyak 36 mahasiswa asal beberapa distrik di Asmat akan belajar selama tiga tahun di Unhas. Setelah itu mereka akan kembali ke Asmat untuk penelitian dan praktek lalu wisuda. Program vokasi D3 kesehatan terpadu tersebut akan dibawahi langsung oleh departemen ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kesehatan pencegahan. Khususnya Prodi departemen ilmu Kesehatan Masyarakat.
Namun dalam pelaksanaanya dikatakan Dekan Fakultas Kedokteran akan melibatkan beberapa dosen lintas Fakultas untuk mengajar mereka. “Kami mengambil dosen bukan hanya dari kedokteran tapi juga dari FKM, Fakultas Keperawatan bahkan mungkin saja nanti kita libatkan juga dosen antropologi atau sosiologi,” jelasnya Selasa, (4/09).
Dalam sambutannya, Sekertaris Daerah Kabupaten Asmat, Bartolomius Bokoropces menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Unhas karena mau menerima anak-anak Asmat belajar di Unhas. “Kami benar-benar terpukul atas kejadian di Asmat. Kami sadar, kesehatan didasari kebutuhan utama bagi manusia. Olehnya mereka kami titip mengharapkan agar nantinya mereka bisa pulang kembali untuk membangun daerahnya, “ujar Bartolomius.
Bartolomius juga berharap agar Unhas memberikan perhatian kepada anak-anak asal Asmat. “Kami menyerahkan 36 anak-anak kami ke kampus Unhas. Tolong lihat, mereka datang dari timur sekali. Mungkin tepat untuk mereka ditempa di sini. Awal kehadiran mereka di sini pasti mereka akan merasa kaget. Itu belum masuk ke kampus, kalau mereka masuk kampus pasti merasa takut dan minder ada teman di sana hebat mungkin mereka akan bertanya pada dirinya apa mereka juga bisa. Tapi kalau mereka mengikuti dengan baik pasti bisa. Kalau ada hal-hal mengganjal tolong diinfokan ke kami,” jelasnya.
Bartolomius juga berepesan, agar kiranya pihak Unhas tidak segan melaporkan ke pemerintah daerah apabila dirasa ada kendala selama mengajar anak-anak Asmat. “Selama mereka belajar di kampus, biasa ada kendala. Kami akan bantu, kami akan melibatkan orang tua mereka bahkan mengunjungi langsung,” tuturnya mengakhiri sambutan.
Prof Budu menyampaikan bahwa di awal anak-anak Papua akan mengikuti kuliah matrikulasi, yaitu diajarkan dasar-dasar penyambung antara materi SMA ke materi perguruan tinggi. “Bagaimana pun juga teman dari Papua tidak mungkin langsung kuliah, kita harus melakukan penyetaraan buat kuliah matrikulasi. Untuk sementara kami masih menunggu SK pembukaan Prodi dari rektor,’ jelas Prof dr Budu PhD.
Ia juga berharap agar 36 mahasiswa baru ini, bisa utuh dan selesai kemudian kembali mengabdi dan menangani masalah kesehatan yang terlalu menonjol di Papua sana. Dan menunggu daerah terpencil lainnya untuk ikut belajar dan Unhas siap memperbanyak kelas vokasi.
Tantanggan ke depan dikatakan Dekan Kedokteran Unhas ini, nantinya bagaimana menyetarakan kemampuan daya tangkap, daya adaptasi dan kemampuan daya sosialisasi anak-anak Papua di Makassar. Persoalan mendidik itu tantangan sendiri bagi dosen.
Memang persoalan kesehatan di Asmat merupakan hal yang paling rawan dan mengancam nyawa. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor III Unhas dalam sambutannya mewakili rektor Unhas yang berhalangan hadir. “Persoalan kesehatan adalah persoalan hak asasi dan Unhas sebagai perguruan tinggi mengayomi bagian timur ini bertanggung jawab. Di kabupaten Asmat memang sangat rawan penyakit menular seperti campak. Selain itu penyakit seperti gizi buruk, imunisasi sangat penting untuk diperhatikan. Nah nantinya adek-adek ini akan menjadi pintu terdepan melayani masyarakat kita di Asmat sana. Sebab profesi kita sangat mulia, kita adalah pelayan kesehatan,”ucapnya.
Prof Arsunan juga mengatakan anak-anak Asmat rencananya akan tinggal di Rusunawa Unhas. Namun karena Rusunawa sedang di renovasi, sementara ini mereka tinggal di BTN Wesabbe. Selain itu, mereka akan keliling melihat suasana kampus dan mengikuti kuliah perdana di Fakultas Kedokteran Unhas.
Tanggapan mahasiswa Baru Asal Agats Kuliah di Unhas
Usai acara jamuan yang digelar pimpinan Universitas, perwakilan mahasiswa baru asal Asmat menyampaikan rasa bahagianya. Pasalnya untuk bisa kuliah di Unhas, ia harus berusaha keras ikut selesksi yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Asmat.
Pertama, ia harus mendaftar di Kantor Bupati, dan mengikuti tes tertulis dan lisan selama dua hari tepatnya tanggal 27 Agusrus lalu. Adapun beberapa tes yang diikutinya yaitu tes potensi akademik, bahasa inggris, biologi, matematika, fisika dan kimia. “Jadi kami mengikuti tes, dari 52 pendaftar yang lolos hanya 36. Kami juga dijanji akan dikasi uang saku tapi belum dikasi tahu berapa jumlahnya,” jelas Sefnat Simbiak.
Hal serupa dirasakan Husnakan. Ia senang dan bangga sekali bisa dapat bantuan dari pemerintah untuk kuliah di Unhas. Mereka yang pertama kalinya menginjak kota Makassar merasa takjub dan berharap dapat bertukar informasi dan memperbanyak jaringan di Makassar serta dapat berkawan akrab dengan mahasiswa Unhas.
Reporter: Andi Ningsi
Discussion about this post