Sustainable Development Goals (SDGs) Center Universitas Hasanuddin mengadakan Webinar Series yang merupakan rangkaian dari SDGs Annual Conference 2020, melalui aplikasi Zoom meeting (7-8/11).
Webinar yang mengangkat tema utama “Tantangan dan Peluang pencapaian Target Stunting Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 di Era Pandemi Covid-19”.
Sebelum acara inti dimulai, Dekan Sekolah Pascasarjana, Prof Jamaluddin Jompa terlebih dahulu menyampaikan pidato pengantar. ia menyampaikan bahwa stunting menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia dalam RPJMN 2020-2024 sehingga sangat penting untuk segera merumuskan strategi membatasi masalah tersebut, meskipun terkendala pandemi.
Pada sesi ketiga (8/11), pemateri yang dihadirkan di antaranya adalah Prof Dr dr Abdul Razak Thaha SpOK MSc, dari Universitas Hasanuddin, Elan Satriawan PhD selaku Ketua Tim Pokja Monitoring TNP2K, Dr(HC) dr. Hasto Wardoyo Sp OG(K), selaku Kepala BKKBN RI, dan Prof dr Fasli Jalal PhD SP GK, selaku Rektor YARSI. Diskusi ini dipandu oleh Ketua Pusat Stunting SDGs Unhas, Dr. Junaidi M. Dachlan sebagai moderator.
Pada awal sesi, pembicara pertama, Abdul Razak memaparkan adanya peluang untuk terus mempercepat angka penurunan stunting di Indonesia. Dengan mengacu pada data tahun 2013 hingga 2018, ia memaparkan bahwa secara umum, tingkat stunting dapat terus diturunkan. “Peluang itu ada, dengan memperhatikan prevalensi yang ada serta program–program pemerintah yang sejauh ini dapat dilihat hasilnya,” paparnya.
“Program-program bantuan sosial yang diberikan pemerintah telah terlihat terus menyebar dan cukup mengcover banyak masyarakat miskin di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan data penduduk miskin yang terus menurun,” lanjut Abdul.
Melalui peluang tersebut, selanjutnya Abdul merinci skenario yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah stunting. “Yaitu dengan mencegah terjadinya Panjang dan Berat Badan Lahir Rendah (PBLR), mengatasi stunting anak umur 1 tahun, serta mencegah stunting untuk anak umur 2 tahun. Ia menegaskan bahwa problem-problem tersebut merupakan wilayah kontributor utama sehingga sangat perlu untuk dilakukan intervensi.
M108