Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil
Itulah moto yang dipegang erat oleh Nur Rahmi, Mahasiswa Fakultas Peternakan Angkatan 2014. Selasa, 10 Juli lalu, perempuan kelahiran Bulu-bulu, Bone, dianugerahi sebagai wisudawan terbaik kategori eksakta pada wisuda periode IV di Baruga A.P. Pettarani Unhas. Gelar sarjana diperolehnya dalam kurun waktu, 3 tahun 7 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92.
Mimi sapaan akrabnya, mengaku tak pernah mengira dirinya memperoleh predikat itu. Bahkan di kelas ia tak begitu menonjol. “Tidak pernah terpikir sama sekali. Karena IPK-ku juga naik turun ji jadi tidak pernah terbesit,” ungkapnya saat ditemui identitas di Fakultas Peternakan, Selasa (31/7).
Sulung dari tiga bersaudara ini tinggal bersama keluarganya di Makassar, yang juga dosen di Fakultas Peternakan Unhas. Berada di lingkungan terpelajar, memotivasi ia menjadi mahasiswa pembelajar disiplin dan penuh tanggung jawab. Walaupun kedua orang tuanya tak banyak menuntut dalam hal akademiknya. Tetapi, baginya keluarga adalah motivasi dan alasan terbesar agar dirinya tidak bermalas-malasan.
“Jika kerap kali rasa malas mulai datang, saya sadar dan ingat perjuangan orang tua bahwa kuliah ini masih biaya dari orangtua jadi harus ingat perjuangan orangtua,” ungkapnya kepada identitas.
Kemudian, Alumnus SMA Negeri 1 Tonra mengatakan, lingkungan dan pergaulan memiliki pengaruh sangat besar bagi seseorang.
Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan tidak menjadikannya lupa terhadap tugas utamanya sebagai seorang mahasiswa. Ia juga pandai dalam bergaul. “Sebagai seorang mahasiswa, kita harus berteman dengan orang-orang yang mampu memberikan dampak positif bagi kita,” tuturnya.
Bahkan ia juga pernah menjadi asisten hingga koordinartor asisten untuk beberapa mata kuliah, seperti Mikrobiologi Hewan, Ilmu Kesehatan Ternak, Ilmu Ternak Unggas, Analisis dan Studi Kelayakan Proyek, juga Sistem Informasi dan Komputasi,.
Meski memilki kesibukan yang padat, putri dari pasangan Muhammad Takdir dan Nurhadati ini mengaku tak begitu mengalami kesulitan dalam membagi waktu.
“Kalau banyak kegiatan tentu banyak juga yang ganggu, seperti praktikan kalau tiba-tiba dihubungi untuk asistensi dan semacamnya. Tentunya hal seperti itu membuat konsentrasi terbagi. Tapi, Alhamdulillah sejauh ini tidak pernah kesulitan,” terangnya.
Menurutnya agar kegiatan dapat terorganisir dengan baik sebenarnya cukup sederhana. Salah satu caranya yaitu, menuliskan agenda-agenda yang akan dilakukan dalam satu hari. Misalnya, mulai jadwal asistensi , menentukan waktu belajar juga waktu kerja tugas. “Sehari, biasanya saya menuliskan hal-hal yang akan dikerjakan dalam sebuah roster. Ditambah pula dengan kegiatan lainnya yang berfaedah,” jelasnya.
Saat ini, gadis yang gemar membaca sedang mengikuti les TOEFL untuk persiapan melanjutkan program pendidikan magister (S2). Sarjana muda yang bercita-cita menjadi dosen, berharap bisa melanjutkan pendidikan hingga memperoleh gelar akademik tertinggi (Doktor).
“Rencananya sih untuk dekat-dekat ini mau cari kerja dulu sambil persiapan lanjut S2, kalau bisa nanti sampai S3, sampai Professor” tutupnya sambil tertawa kecil.
Penulis : Urwatul Wutsqaa