Minggu, 14 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Headline

Suara Sunyi Demokrasi

20 Mei 2018
in Headline, Puisi, Sastra
Suara Sunyi Demokrasi

ilustrasi: www.erepublik.com

Editor Ayu Lestari

Sebab hari itu si tuan ceria menjamah
Lalu siapa yang gengsi, mengepal suara aksi?
Jangan-jangan adalah hujan?
Maka lekas luntur wajah-wajah kami yang mengaku idealis.

 

BacaJuga

Jenaka Haru Penuh Misteri dalam Agak Laen 2

Belajar Budaya Lokal dengan Cara Seru Bersama Etno Adventure

Sebab hari itu,

maka sekumpulan tuan berseragam ikut ambil bagian,

pasang badan  pun laras panjang
Atau sebatas itu saja kenikmatan demokrasi bangsa ini, tuan?

 

Kenang..

genangan pun kian meronta dari selokan-selokan sempit,

menuntut aksi harus bubar…
Sudah kubilang, kami bukan musuh yang pantas dihadang senjata,

Sebab kau bukan Tirani lagi.

Sungguh jangan nodai demokrasi negeri,

Sekali lagi, biarkan kami, biarkan.. tuan.
Menyuarakan keresahan yang  menghianati ratusan malam yang harusnya nyenyak.
Mengepal dosa-dosa kita ke langit, seraya luntur bersama keringat juang, juga hujan.

Meneriakkan “Setuju” akan keadilan.

Lantas bagaimana?
Sebab ruang kelas, koridor, kantin, pun sekretariat lembaga tak mampu lagi kami kelabui.

Juga gengsi..
Sebab hari itu, Demokrasi menjelma sunyi..

 

Penulis : Ibnu khair

Mahasiswa Departemen Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Angkatan 2015

Tags: puisisuara sunyi demokrasi
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Yohanis Sattu, Harus Ikhlas dan Mencintai Pekerjaan

Next Post

Cerita Mahasiswa Unhas sebelum Reformasi 1998: Sembunyi-sembunyi Datangkan Saudara Soe Hok Gie

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In