Petualangan selalu menjadi kisah menarik untuk disimak. Sebab ada begitu banyak pelajaran yang ditawarkan sebuah perjalanan. Begitu juga kisah penjelajahan seorang naturalis, penjelajah, geografer, antropolog, Alfred Russel Wallace.
Kesimpulan tentang Garis Wallacea yang ia dapatkan dari petualangannya menyusuri Kepulauan Nusantara tahun 1854-1862 menjadi sumbangsih berharga di dunia ilmu pengetahuan hingga sekarang. Atau yang dikenal juga sebagai Efek Wallace, sebuah kesimpulan tentang bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman flora dan fauna.
Dalam buku berjudul “Kepulauan Nusantara” terjemahan dari buku originalnya “The Malay Archipelago” ini, Wallace menceritakan kisahnya bertualang dari Singapura, Malacca hingga Papua. Ia berlayar mengarungi lautan Nusantara, mengunjungi berbagai tempat yang indah dengan penuh tantangan selama delapan tahun. Mengumpulkan berbagai spesimen hewan mulai dari serangga, burung, hingga hewan-hewan yang memiliki keunikan khas hutan tropis.
Ia berhasil mengumpulkan 300 ribu kulit burung dari seribu spesies, 20 ribu kupu-kupu dan kumbang dari tujuh ribu spesies, yang banyak di antaranya merupakan spesies yang belum terdata sebelumnya. Melalui perjalanannya itu, Wallace menyadari bahwa terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara daerah timur dan barat Nusantara. Ia menuliskan ceritanya dengan bahasa populer dan sangat detail. Kita seakan diajak kembali ke masa di mana kehidupan di nusantara masih primitif. Ketika kolonial Belanda masih berkuasa.
Alfred juga menuliskan berbagai kondisi sosial masyarakat yang ditemuinya sebagai daerah jajahan. Ia tak segan mengkritik kebijakan Kolonial Belanda yang dianggapnya kurang bagus. Wallace juga banyak menuliskan tentang ras manusia yang ia temui selama petualangannya.
Memperingati 150 tahun terbitan perdananya, buku ini kembali dicetak dengan beberapa perbaikan data dan ejaan. Buku ini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan sekarang masih dijadikan acuan penelitian, khususnya tentang persebaran flora dan fauna. Buku ini tentu sangat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya orang yang mendalami suatu disiplin ilmu pengetahuan alam. Meskipun masih banyak bahasa ilmiah yang sulit dimengerti. Beberapa nama hewan dituliskan dengan nama latin. Banyak juga nama daerah yang saat itu dituliskan, sekarang sudah berganti nama.
Adanya anotasi pergantian nama wilayah pada halaman xv, Glosari, serta catatan pendukung lainnya seperti daftar kosa-kata, tentu saja akan sangat berguna bagi pembaca. Namun, akan sangat merepotkan bila harus membolak-balik buku ketika menemukan istilah baru yang jumlahnya sangat banyak. Selain itu, pembaca juga harus bijak dalam membaca Kepulauan Nusantara ini. Ada banyak kalimat yang menggambarkan tentang ras manusia di Nusantara, yang berpotensi menyebabkan ketersinggungan apabila tidak disikapi dengan bijak.
Diluar dari kelebihan dan kekurangan, buku ini sukses menjadi buku paling populer pada masanya. Bukan hanya itu, buku ini juga sukses mengantarkan Wallace meraih penghargaan, seperti Darwin-Wallacea Medal yang dikeluarkan oleh Linnean Society pada peringatan 50 tahun pembacaan makalah Wallace dan Darwin tentang seleksi alam.
Petualangan yang dituliskan dalam buku yang sarat akan ilmu pengetahuan ini, telah dituliskan dengan penggambaran yang mudah dimengerti. Terlepas dari istilah-istilah ilmiahnya, buku ini merupakan rekomendasi bacaan yang tepat untuk memperluas wawasan. Kita sebagai pembaca hanya perlu bijak dalam menyikapi berbagai informasi dalam buku ini. Selamat membaca!
Risman Amala Fitra
Data Buku
Judul Buku : Kepulauan Nusantara
Penulis : Alfred Russel Wallace
Penerjemah : Tim Komunitas Bambu
Penerbit : Komunitas Bambu
Cetakan : Kedua
Tebal Buku : xl + 526 lembar