Wajan, siapa yang tak kenal dengan benda itu? alat penggoreng yang selalu ada di dapur. Sudah sedari dulu bermanfaat bagi orang. Namun siapa sangka, Wajan yang dimaksud ini adalah sebuah nama dari seorang pria asal Bulukumba. Yap, Wajan merupakan nama pemberian seorang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) kepada siswanya.
Panggilan itu sudah melekat kuat kepada Wandi Janwar. Pagi itu, sekitar pukul 6.30 Wita, Wandi hendak bergegas berangkat ke sekolah. Sama seperti biasanya, berjalan menyusuri pemukiman sepanjang satu kilometer untuk menuju jalan raya. Rutinitas ini berlangsung setiap hari saat ia duduk di bangku SMA.
Tak hanya sampai di situ, ia harus kembali menempuh jarak sekitar 12 kilometer menggunakan pete-pete,untuk sampai di depan lorong sekolahnya. Kemudian Wajan harus berjalan kaki lagi sepanjang 500 meter untuk sampai ke ruang kelas, sebelum guru Pendidikan Kewarganegaraannya masuk.
Nanggung S.Pd, adalah nama guru yang amat gokil baginya. Di sinilah kisah nama Wajan dimulai. Saat mengabsen siswanya, Nanggung selalu saja memanggil nama mereka dengan panggilan yang gokil. Hal tersebut ia lakukan untuk memecah keheningan di dalam kelas, juga untuk menjalin keakraban dengan siswanya.
Ada saja nama yang berhasil ia cover dan berakhir dengan sebuah tawa yang menggelegar. Misalnya saja, Siti Nurhaliza yang kerap kali ia panggil si Gadis Malaysia, suci dalam debu yang memiliki nama asli Suci Kurnia Indah. Nama Wandi Janwar pun tak luput dari candaan tersebut. Ia menyingkat nama itu menjadi sebuah kata yang mampu menggelitik perut siswanya. Yap, Wajan itulah singkatan namanya.
Hingga kini, nama tersebut masih tetap terdengar di telinga orang-orang. Meski Wajan telah duduk di bangku kuliah, ia tak pernah malu dengan sebutan tersebut. Mulai dari guru, sahabat hingga juniornya pun sering kali memanggilnya dengan sebutan Wajan.
Ada banyak orang yang salah dalam mengartikan nama tersebut. Ketika dia memperkenalkan diri dengan nama itu, ada saja orang yang tak mampu menahan tawanya. Entah ia berpikir bahwa Wajan itu adalah nama alat dapur. Atau memang mimik mukanya yang lucu ketika memperkenalkan diri.
Banyak yang beranggapan bahwa nama Wajan diberikan karena ia hobi memasak. Pernyataan itu memang ada benarnya. Kerap kali ia menyibukkan diri dengan memasak di dapur Identitas Unhas. Terlebih lagi jika malam mingguan telah tiba, ia membuat para kru Identitas yang jomblo tak menjadi kosong.
Memasak dengan berbagai menu di setiap minggunya, membuat para kru identitas senang. Hal tersebut ia lakukan untuk menghilangkan kejenuhan. Selain itu, ia senang melakukan rutinitas tersebut karena dapat bermanfaat bagi orang lain.
Dengan nama itu, Wajan sangat mudah dikenali orang. Ketika berkenalan dengan orang baru, kerap kali nama itu ia gunakan, agar orang tersebut mudah mengingatnya. Sudah enam tahun silam panggilan itu melekat pada dirinya. Saat bertemu dengan sahabat lamanya pun, nama itu masih menjadi eksis.
Selain karena namanya yang mudah dikenali, Wajan memang memiliki pribadi yang berbeda dengan temannya yang lain. Yap, ketika pertama kali melihatnya, orang akan beranggapan bahwa Wajan adalah pemalu. Namun ketika bertemu untuk kedua kalinya, maka orangnya akan berubah menjadi gokil dan cerewet. Aneh bukan?
Mengenai namanya, kedua orang tuanya pun tak keberatan dengan nama ini, walaupun di rumahnya ia tetap dipanggil Wandi, namun Saat teman sekolahnya berkunjung ke kediamannya, Wajan tetap menjadi panggilan primadona baginya. Lelaki yang menyukai lagu dangdut itu, sering marah ketika melihat sebuah ruangan kotor.
Seperti fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, wajan (alat memasak) dapat bermanfaat bagi orang lain, itulah salah satu filosofi dari nama tersebut. Nama itu berhasil menghibur orang, meski di sisi lain juga ada pihak yang ditertawakan. Namun, pelajaran yang dapat di ambil dari kisah ini adalah jadilah seseorang yang mampu membuat orang lain tersenyum.
Penulis : Wandi Janwar,
Reporter PK Identitas Unhas,
Mahasiswa Jurusan Fisika, FMIPA Unhas