Ketua Ikatan Alumni (IKA) Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, Sultan Rakib mengatakan; “Jaringan kita hari ini, menentukan masa depan kita ke depannya.”
Ungkapan putra kelahiran Amparita, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), 8 Oktober 1976 ini, ada benarnya. Sejak terpilih sebagai Ketua IKA Sastra Prancis tahun 2017 lalu, ia mengatakan tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi antara alumni dengan mahasiswa Sastra Prancis.
“Selain itu, juga untuk menghimpun alumni Sastra Prancis dan membuat jaringan bagi para alumni dan mahasiswa Sastra Prancis dalam hal untuk mencari jaringan seperti informasi lowongan pekerjaan, ataupun hal-hal lainnya. Jaringan kita hari ini, menentukan masa depan kita ke depannya. Maka dari itu, jaringan sangat penting untuk ke depannya,” ungkap Sultan Rakib.
Sebagai ketua IKA Sastra Prancis Unhas yang pertama, Sultan menceritakan, terbentuknya ikatan alumni ini merupakan inisiasi dari Himpunan Mahasiswa Prancis (Himpra) Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan para alumni Satra Prancis Unhas.
Namun, lanjutnya, yang lebih aktif dalam pembentukan IKA Sastra Prancis Unhas ini yaitu Himpra. “Pemilihan Ketua IKA Sastra Prancis dilakukan dengan cara musyawarah, hasil musyawarah tersebut menunjuk saya sebagai ketua IKA Sastra Prancis yang pertama. Dan pelantikan sebagai ketua IKA Sastra Prancis Unhas yang pertama dilakukan di hotel Claro Makassar pada tanggal 8 Oktober 2017 lalu. Yah, bertempatan dengan hari ulang tahun saya,” terangnya.
Dia menyebutkan, meski S1-nya Sastra Prancis, tetapi S2-nya mengambil Program Magister Manajemen, pada Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. “Yah, saya ambil program magister pada manajemen, karena saya anggap relevan dengan pekerjaan saya saat ini sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN),” ujarnya.
Sultan Rakib sendiri mengakui, sebelum menjadi ASN, dia berprofesi sebagai jurnalis. Diakui, selama empat tahun lamanya menjadi wartawan Harian FAJAR Makassar. Kemudian, mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan lolos menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) sehingga berhenti menjadi wartawan.
Menariknya, begitu terangkat sebagai PNS, langsung ditempatkan sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) Pemerintahan pada Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintahan Kabupaten Sidrap pada tahun 2014-2016. Yah, cocok dengan profesi sebelumnya sebagai jurnalis. Setelah itu, menjadi Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) Sidrap pada tahun 2016.
Ketika terpilih sebagai Ketua IKA Sastra Prancis pada tahun 2017 lalu, Sultan Rakib sudah menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Infrastruktur Media pada Dinas Kominfo Sidrap tahun 2017-2018.
Selanjutnya, pada tahun 2019 menjabat sebagai Penyusun Badan Informasi pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan sekarang menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kepemimpinan Aparatur BPSDM Sulsel.
Selaku kepala bidang Diklat Kepemimpinan Aparatur BPSDM Sulsel, kesehariannya diisi dengan menjadikan aparatur Sulsel khususnya aparatur Aparatur Sipil Nasional (ASN) yang unggul. Menjadikan aparatur yang unggul, Sultan Rakib menyatakan menerapkan ANEKA. Maksudnya, ANEKA itu merupakan singkatan dari Akuntabel, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi.
Langkah untuk mengaplikasikan ANEKA kepada Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) yaitu dengan diadakannya pelatihan selama 18 hari on campus, kemudian diadakan ujian. Setelah itu, 30 hari dikembalikan ke tempat unit kerjanya masing-masing untuk mengimplementasikan yang telah didapatkan selama pelatihan dan kembali lagi untuk mempertanggungjawabkan yang telah dilakukannya.
Trainer-nya dari pihak BPSDM sendiri yang disebut widyaiswara. Widyaiswara diberi tugas, tanggung jawab, wewenang untuk melaksanakan pengembangan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pada Lembaga Pendidikan dan Latihan Pemerintah. Makanya, tidak heran jika Sultan Rakib dalam kesehariannya juga mengurus latihan kepemimpinan aparatur tingkat I, tingkat II, tingkat III, dan tingkat IV.
Tantangan yang dihadapi selaku Kepala Bidang Diktat Kepemiminan Aparatur BPSDM Sulsel, yakni menjadikan CPNS menjadi PNS dengan kurun waktu satu tahun. “Solusinya yaitu dengan mengatur manajemen kediklatannya, sistem pengajaran widyaswara (WI) agar jadwalnya tidak bertabrakan. Dengan kesibukan tersebut perlu diseimbangkan dengan olah raga agar tingkat stres bisa teratasi atau stabil,” bebernya.
Sebagai seorang pimpinan, Sultan memberikan contoh yang baik bagi bawahannya seperti, selalu datang lebih awal ke kantor dan pulang lebih akhir. “Untuk mejadi seseorang yang sukses perlu keluar dari zona nyaman karena tidak ada orang sukses di zona nyamannya,” ujarnya berfilsafat.
Motto Sultan sendiri; Hidup untuk bermanfaat bagi orang lain seperti orang tua, keluarga, teman, dan kolega. “Hidup itu tidak ada gunanya kalau tidak bermanfaat,” tegasnya.
Kembali dengan statusnya sebagai Ketua IKA Sastra Prancis, diakui Sultan Rakib, selama dua tahun terbentuknya ikatan alumni ini, beberapa kegiatan yang pernah dilakukan. Salah satunya, donor darah. “Dalam waktu dekat ini, kegiatan yang akan dilakukan yaitu job fair yang melibatkan para alumni, jaringan di dinas sosial tenaga kerja dan mahasiswa Sastra Prancis,” jelasnya.
Kegiatan ini, kata Sultan, rencananya akan diadakan di Unhas dan akan diurus oleh para alumni dan mahasiswa Satra Prancis. Job fair ini diadakan untuk umum, namun tetap diutamakan untuk mahasiswa Sastra Prancis.
Sulfi