Duka selalu hampiri Juni
Entah karena hujan yang selalu mengunjungi
Atau ketabahannya yang selalu mengiringi
Juni resah
Pasalnya juli akan tiba dengan keretanya
Mengambil alih tanpa aba-aba kurun
Waktu empat puluh delapan jam lagi
Kenangan juni akan hilang
Lalu disambut elegi sampai pagi
Juni tak sepolos yang kau kira
Ia membantu hujan dengan menyusun aksara
Kau pikir ia tenang menatap
Hujan yang merahasiakan rintik rindunya?
Bahkan ketika pohon berbunga itu tetap disana
Juni selalu mencari cara
Juni selalu mencuri cara
Namun, kau penjarakan ia dengan berbagai perkara.
Juni tak pernah ragu-ragu
Tapi kau selalu menuntutnya untuk bijak
Kau datangkan hujan, kau cuci otaknya dan kau bajak
Hingga ia tetap menjadi juni yang lugu
Sampai saat ini hanya termangu.
Kereta juli sudah didepan mata
Juni sudah tak bisa berkata
Dengan terbata ia ucapkan bahwa juli memisahkan kita
Sampai juli tiba kisah kita menjadi kasih
Didramatisasi untuk tetap ironi.
Ditatap berapa kalipun
Kita tetap hujan bulan juni.
Penulis: Iswatun Khazanah, Merupakan mahasiswa Geofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
angkatan 2018.