Kota desa
Kutuk dosa
Jauh tanpa sama
Lantas kota ejek desa sedemikian rupa
Ketinggalan zaman
Apa yang mau dibanggakan dari tempat tanpa listrik yang katanya aman?
Bagaimana anak mau sukses jika
Yang diasah hanya cara gabungkan feses
Dan tanah.
Desa terima lalu gunjingi kota
Sadarkah ia? keberadaannya adalah perkara nyata
Sebabnya pohon-pohon lenyap berganti asap kepul
Gedung-gedung menjulang
Tak ada sawah, yang ada hanya jalang
Merasuk insan-insan dan merusak.
Kelahilah mereka
Sampai langit tak kuasa
Bermohonlah ia pada tuhan sampai puasa
Hingga ia menangis dan meringis
Penulis: Iswatun Khazanah,
Mahasiswa Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Angkatan 2018.