Lelah berujung tangis menjadi tak asing
Tugas menjadi santapan sang pejuang
Almamater hanya menjadi tanda pengenal
Dialah Mahasiswa tanpa kejelasan
Kapan waktu untuk menghiburi diri?
Bila organisasi mengurung untuk selalu berinovasi
Melahirkan anak muda yang siap berinvestasi
Untuk sebuah karya di bumi pertiwi
Kapan waktu untuk merehatkan diri?
Bila malam selalu meminta tuk berjaga
Pada ribuan kata yang dirajut dengan ketikan jemari
Katanya untuk memberi sarapan diri
Hingga terkapar di pagi dini
Acapkali pikiran mengguliti diri
Perihal akan jadi apa diri nanti
Sebab letih sudah meronta dalam diri
Dan raga segera meminta tuk menuntaskan mimpi
Bangkit!
Tak apa berdarah darah kini
Asal garis hidup tak hanya dalam ilusi
Agar kau tahu peta hidup ini
Bahwa bahagia bisa menjemput di hari nanti
Penulis: Eka Lukman,
Mahasiswa Jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian Unhas,
Angkatan 2021.