Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi (LeDHak) Unhas menyelenggarakn Webinar bertema “New Normal : Menguatkan atau Melemahkan?” untuk memperingati hari ulang tahun ke-7. Kegiatan ini berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming YouTube, Minggu (28/06).
Wisudawan berprestasi 2020 FH Unhas, Muliana Mursalim SH sebagai moderator mengundang Ketua Program Studi S3 Doktor Ekonomi Unhas, Dr Anas Iswanto Anwar SE MA dan Wakil Ketua Timnas Pandemi Covid-19 PB PERDOSRI, dr Rumaisah Hasan sp KFR.
Pada kesempatannya, Anas Iswanto menyampaikan bahwa pemerintah saat ini mengalami dilema, apakah ingin menyelesaikan persoalan virus atau ekonomi. Ia menjelaskan ekonomi membutuhkan adanya kepastian. “Ekonomi tidak bisa jalan selama virus ini masih ada. Akibatnya akan menganggu aktivitas ekonomi,” ucapnya.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas ini, menjelaskan Covid-19 memberikan dampak bagi ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, akibat konsumsi terganggu, investasi terhambat, dan ekspor-impor terkontraksi.
“Awalnya ekonomi masih bisa dikendalikan. Karena masyarakat yang terdampak, mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Tetapi memasuki bulan keempat adanya Corona, pemerintah mulai kesulitan akibat dana dan penerimaan yang berkurang. Sehingga kita menghadapi ancaman PHK dan defisit keuangan negara semakin besar,”jelasnya.
Lebih lanjut, Anas Iswanto mengatakan bahwa Covid-19 merupakan ancaman, tetapi juga bisa menjadi momentum untuk meningkatkan produk-produk lokal. “kita harus optimis, jangan pesimis. Ini dapat menjadi peluang meningkatkan produk domestik. Sudah saatnya kita mencari produk lokal, karena bahan baku berasal dari dalam negeri. Sehingga kita tidak perlu impor,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Rumaisah mengatakan bahwa new normal hanya bisa dilakukan, apabila kita sudah berhasil melandaikan kurva postifi Covid-19, dengan catatan kondisi darurat sudah terlewati.”Jika new normal life dilakukan sebelum kurva landai, akan menimbulkan resiko yang sangat besar,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran mengenai Herd Immunity. Herd Immunity terbentuk apabila membiarkan 70-80% populasi terinfeksi, yang akan membentuk kekebalan pada kelompok tersebut.
“Herd Immunity beresiko karena menimbulkan angka kematian sangat tinggi, karena infeksi ditargetkan 70-80% pada kelompok. Sekarang saja, masih sekitar 1% angka kematian sudah cukup membuat sedih, apalagi jika sampai 70-80% dari total penduduk Indonesia” ucap dr Rumaisah.
Menurutnya, ada beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan saat new normal life. “Membumikan kebersihan denngan rajian mencuci tangan, kemudian baju dan perangkat kerja dilepas sebelum masuk rumah, makan yang seimbang, istirahat yang cukup serta menjaga hubungan sosial yang baik. Jangan lupa untuk me time dan family time,” tutupnya.
M120