Kami siap pasang badan
Sedang engkau muka pun dipalingkan.
Siapa sesungguhnya yang punya tahta,
Kami memberimu dengan segenap pinta
Kau mengabaikannya tanpa sedikitpun cinta
Kami berteriak dari jalanan
Sedang engkau malah berlindung di balik perisai bangunan.
Siapa sesungguhnya tempat menggantung asa,
Kami memilihmu dengan setulus rasa
Kau mengacuhkannya tanpa sedikitpun iba
Ah, sudahlah
Lelah kami menguras amarah
Santai kau duduk tanpa rasa bersalah.
Kampret!
Sekecut-kecutnya wajah kami
Lebih kecut yang tersimpan dalam dadamu itu
Sekusam-kusamnya kulit kami
Lebih kusam yang tersembunyi dalam dadamu itu
Selusuh-lusuhnya pakaian kami
Lebih lusuh yang terpendam dalam dadamu itu
Dasar yang dasarnya pencuri
Biar tertangkap masih berkelip minta belas kasih
Kampret!
*17 Agustus 2015
Fadly Fahry S. Wally
Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unhas
Angkatan 2012