Hujan telah marah padaku
Tidak membiarkanku keluar
Tiada henti membelengguku
Mengurungku bersama payung sobek
Aku memandang rintik air yang jatuh
Dari balik jendela
Percikannya perlahan membelah hatiku
Apakah kau menyadarinya?
Aku yakin kau melihatnya
Saat pertemuan kita terakhir kali
Aku harus menaruh tanganku di atas alis
Dari kejauhan, payung kuningmu menyilaukan
Aku tahu kau merasakan hal yang sama
Marah ketika aku menanyakan hal yang sama berulang-ulang
Tidak perlu mengkhawatirkanku
Tidak perlu mengucapkan selamat tinggal
Saat kau membelah hujan dengan payung
Percikan air akan tetap mengenaimu
Singgahlah sebentar, akan kudengar ceritamu
Kemarin, hari ini, tapi besok tidak lagi
Aku tidak bisa pulang sampai hujan reda
Sekarang aku tidak bisa memandumu lagi
Ceritamu sudah selesai dua jam yang lalu
Aku akan menyusul kepergianmu
Penulis : Risman Amala Fitra
Jurusan Sastra jepang, Angkatan 2019
Fakultas Ilmu Budaya Unhas